Wamena (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan (Papeg) mendorong kelestarian noken atau tas adat sebagai identitas budaya masyarakat Papua.
Staf Ahli Gubernur Papua Pegunungan Aron Wanimbo di Wamena, Kanis, mengatakan seminar sehari tentang selamatkan noken (su) di dalam Su sangat penting untuk menjaga nilai-nilai budaya tetap hidup.
“Pelestarian noken sangat penting untuk mempertahankan identitas sebagai Orang Asli Papua (OAP) Pegunungan atau Lapago hingga ke wilayah Mee Pago atau Papua Tengah,” kata Staf Ahli Gubernur Papua Pegunungan Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Aron Wanimbo di Wamena, Kamis, usai membuka seminar sehari rangka memperingati Hari Noken.
Menurut dia, sebelum adanya pemerintah dan agama masyarakat di wilayah Pegunungan Tengah Papua telah mengenal noken sebagai sarana yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Noken itu terdapat yang besar, sedang, dan kecil, dan memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai kebutuhan masyarakat Pegunungan Tengah Papua dan bertahan hingga saat ini,” ujarnya.
Dia menjelaskan noken yang besar memiliki fungsi yang beragam mulai dari mengisi hasil bumi atau pertanian, belanjaan, hingga menjadi tempat tidur bayi.
“Oleh sebab itu fungsi noken sangat beragam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Pegunungan Tengah Papua, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan sebagai warisan bagi generasi selanjutnya,” kata Aron.
Sementara itu Ketua Perempuan Pegunungan Tengah (PPT) Kabupaten Jayawijaya Marlince Siep mengatakan seminar sehari melahirkan petisi perlindungan noken sebagai warisan nenek moyang untuk generasi selanjutnya.
“Menunggu peraturan daerah atau perda agak lama, makanya kami dari PPT menggagas seminar ini untuk melahirkan petisi supaya noken ini benar-benar mendapatkan tempat yang layak sesuai fungsi dan kegunaannya,” ujar Marlince.