Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya, Papua Pegunungan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif atau ekraf di 328 kampung melalui produksi tas tradisional unik yang dibuat oleh masyarakat Papua dari serat kulit kayu atau noken.
Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Jayawijaya Pilatus Lagowan di Wamena, Selasa mengatakan, ekraf bisa bertumbuh dari hal-hal kecil salah satunya produksi noken.
“Produksi noken secara teratur di kampung-kampung awalnya merupakan usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM tetapi kalau dikelola secara modern akan dapat berkembang menjadi ekraf,” katanya.
Menurut dia, semangat ekraf telah menjadi isu baru dalam ekonomi global, yang dianggap mampu berkontribusi terhadap perekonomian suatu negara atau daerah.
“Kultural dan industri kreatif menjadi salah satu sektor yang memungkinkan menjadi identitas khusus dari suatu negara,” ujarnya
Dia menjelaskan, ekraf merupakan gelombang ekonomi baru yang tidak hanya melibatkan kreatifitas semata, namun fokus kultural yang meliputi ekraf, keterlibatan media digital dan juga konservasi warisan budaya atau heritage conservation.
“Kami harap produktivitas pembuatan noken terus bertumbuh baik individu maupun kelompok di kampung-kampung Jayawijaya. Dan pemanfaatan ruang digital dalam pemasarannya perlu untuk diterapkan dalam kemajuan globalisasi saat ini,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya juga mendorong organisasi perangkat daerah atau OPD teknis untuk berkolaborasi dalam mengembangkan ekraf di Kabupaten Jayawijaya.
“Kami pikir ekraf ini bukan hanya soal noken, pemasaran tetapi bagaimana dukungan nyata pemerintah untuk mengemas hasil kerajinan, kuliner di Jayawijaya dengan metode daring sehingga sasaran pemasarannya pun tercipta. Tujuan utamanya bagaimana hasil tersebut dapat dipasarkan secara global dan diminati oleh konsumen,” katanya.