Jayapura (Antara Papua) - Asosiasi Penerbit Surat Kabar Dunia (WAN-IFRA) memprogramkan kampanye kemerdekaan pers di Papua yang akan dilakukan dalam momentum peringatan Hari Kemerdekaan Pers Sedunia pada 3 Mei 2017 di Jakarta.
Manajer Regional Divisi Kebebasan Pers The World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA) Eko Maryadi, di Jayapura, Kamis, mengemukakan program lain yang dilakukan yakni memperkuat kemerdekaan pers termasuk kemerdekaan pers di Papua.
"Nah, karena selaku Manajer Regional WAN-IFRA untuk kawasan Asia menangani tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Pada setiap negara itu, kami membentuk media freedom committee kemerdekaan media dan mereka punya kegiatan masing-masing," ujarnya.
"Nah, untuk freedom committee Indonesia itu sesuai dengan hasil pertemuan kami di Kuala Lumpur pada Juli 2016, kami setuju untuk melakukan dan mengkampanyekan isu kemerdekaan pers di Papua," sambung Eko yang pernah menjabat Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.
Menurut dia, hingga kini pihaknya melihat selama ini upaya teman-teman wartawan maupun organisasi wartawan di Indonesia terhadap isu Papua ini berjalan tidak mulus.
Padahal, katanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menyatakan bahwa Papua terbuka untuk media asing, tetapi sampai sekarang tidak ada perubahan yang signifikan, kondisi kemerdekaan persnya masih seperti itu.
"Kami berharap dengan program pengiriman delapan wartawan dari Jakarta, dari luar Papua ke Papua untuk melakukan peliputan itu mereka bisa memahami isu-isu, kesulitan-kesulitan, dan masalah-masalah yang dihadapi oleh jurnalis di Papua. Karena itu, kami membagi menjadi tiga tim," ujarnya.
Tiga tim tersebut, kata dia, tiga orang dikirim ke Merauke, tiga orang pergi ke Timika, dan tiga orang lainnya datang ke Jayapura.
"Nah sekarang kami sedang di Jayapura, sehingga mencoba kumpulkan teman-teman untuk menggali informasi secukupnya tentang kemerdekaan pers di Papua khususnya di Kota Jayapura," ujar Eko.
"Salah satu output dari kegiatan ini nantinya adalah kami akan membuat laporan untuk disandingkan dalam peringatan Hari Kemerdekaan Pers Sedunia pada 3 Mei 2017 di Jakarta, karena kebetulan Indonesia menjadi tuan rumahnya sekaligus untuk mengkampanyekan situasi kemerdekaan pers di Papua," katanya.
Dia menambahkan, langkah itu merupakan kontribusi atau sumbangsih wartawan Indonesia non-Papua terhadap teman-teman di Papua agar isu kemerdekaan pers ini bisa mendapatkan perhatian besar bukan dari Pemerintah Indonesia saja tetapi juga dari dunia, dari perspektif kemerdekaan pers. (*)