Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan guguran lava 144 kali selama sepekan, 10-16 September 2021.
"Guguran lava teramati sebanyak 144 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat.
Berdasarkan analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles 5, Tunggularum, Ngepos, Babadan 2, serta foto udara dengan drone pada 16 September 2021, ia menyebutkan tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah.
Ia mencatat volume kubah lava sebelah barat daya sebesar 1.550.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.854.000 meter kubik.
"Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut," ujar dia.
Intensitas kegempaan Merapi selama sepekan masih cukup tinggi. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dari pekan sebelumnya.
"Tidak dilaporkan terjadi hujan, lahar, maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata dia.
Hanik menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
BPPTKG hingga saat ini mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Kalau terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.