Jakarta (ANTARA) - Twitter Inc menemukan bahwa percakapan kesehatan mental di media sosial bukan lagi hal tabu bagi pengguna mereka di Indonesia.
Menjelang Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober, Twitter menyatakan komitmen mereka untuk melindungi kesehatan percakapan publik dan memberikan ruang yang bebas dan aman untuk berbagi pengalaman tentang kesehatan mental.
"Twitter berkomitmen untuk terus melindungi percakapan publik dan memudahkan orang-orang untuk mendapatkan bantuan serta dukungan terkait isu kesehatan mental."
"Kami telah bermitra dengan otoritas dan organisasi non-profit kesehatan mental di Asia Tenggara untuk memahami percakapan publik mengenai kesehatan mental, melakukan advokasi dan kampanye, serta meluncurkan #ThereIsHelp--layanan notifikasi yang menyediakan sumber daya dan informasi berharga mengenai kesehatan mental," kata Kepala Kebijakan Publik, Pemerintahan dan Filantropi Twitter di Asia Tenggara, Monrawee Ampolpittayanant, dalam siaran pers, dikutip Sabtu.
Laporan Twitter Trends Indonesia menunjukkan pengguna di Indonesia tidak lagi menganggap kesehatan mental sebagai hal yang tabu. Pada periode 2018-2021 volume percakapan tentang kesehatan mental di Indonesia meningkat 17 persen.
Twitter pada 2019 lalu meluncurkan kampanye #ThereIsHelp, mendorong pengguna mereka untuk mendapatkan bantuan tenaga ahli jika mengalami masalah kesehatan mental.
Platform mikroblog ini juga menyediakan notifikasi untuk mencegah upaya bunuh diri dan menyakiti diri sendiri di lebih dari 30 negara. Di Indonesia, jika mencari kata kunci yang berhubungan dengan bunuh diri, Twitter akan memberikan peringatan dan referensi akun organisasi nirlaba Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID) untuk mendapatkan bantuan.
Tahun ini, Twitter kembali mengumumkan emoji pita bersilang warna hijau untuk kampanye kesehatan mental. Pita akan muncul jika mencuit #harikesehatanmental2021, #harikesehatanmentalsedunia, #BersamaKitaBisa, #MariBicara, #Kesehatanmental dan #BulanKesehatanJiwa.