Jakarta (ANTARA) - Kepala Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia, dr. Reisa Broto Asmoro mengungkapkan sejumlah mitos yang masih beredar di masyarakat seputar sirkumsisi atau sunat.
Salah satu mitos ini yakni sunat bisa membuat anak lebih cepat tinggi dan besar sehingga perlu menunggu anak pubertas dulu.
"Paling sering mitos seputar sunat anak yang disunat lebih cepat tingginya, atau kalau disunatnya tunggu puber dulu ya. Macam-macam mitos yang beredar," kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, Senin.
Reisa menjelaskan, sirkumsisi bersifat anatomis sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan, tumbuh kembang dan lainnya. Orang tua tidak perlu ragu atau takut mengajak anak mereka disunat mengingat manfaatnya dari sisi kesehatan.
"Jadi tidak perlu takut, ragu. Bahkan saya setuju, untuk mencegah penyakit-penyakit medis, sunat secepatnya," jelas dia.
Di sisi lain, ada juga mitos mengenai sunat dengan bantuan jin. Mitos ini mengemuka seiring fenomena di salah satu wilayah pulau Jawa beberapa waktu lalu. Kala itu, ditemukan alat kelamin seorang anak usai mandi berbentuk seperti sudah disunat padahal belum pernah melakukan tindakan itu.
"Adalagi, disunat sama jin, sempat heboh tahun 2021 di salah satu wilayah pulau Jawa, habis mandi disunat, dikhitan sama jin. Hal ini tidak mungkin terjadi, sunat harus dengan tenaga profesional," kata Reisa.
Menurut dia, kondisi membutuhkan bantuan medis. Sang anak sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Selain itu, ada pula mitos mengenai larangan anak berlari tiga hari menjelang disunat agar tidak keluar banyak darah saat tindakan sirkumsisi dilakukan. Faktanya, keluarnya banyak darah biasanya dipicu karena anak terlalu tegang saat disunat.
Saat tegang, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya dan inilah sebabnya darah keluar banyak.
Lebih lanjut, ada juga yang mengatakan anak yang telah disunat sebaiknya tidak berenang di laut. Berbeda dari mitos sebelumnya, Reisa menuturkan, pendapat ini terbukti benar.
Penis yang baru disunat masih dalam keadaan terluka dan rentan terkena infeksi. Air laut justru bisa memperparah luka pada penis sehingga sembuhnya semakin lama. Selain itu, juga akan menimbulkan rasa perih di bagian penis.
"Harus tahu kapan harus beraktivitas dan tidak. Kalau berenang ya perih ya lagi luka, tidak nyaman pasti. Tunggu beberapa hari sampai perih dan luka hilang, atau sampai dokter memutuskan boleh atau tidak," tutur Reisa.
Sementara untuk berlari usai disunat, gesekan pada celana dan penis dapat menimbulkan ketidaknyamanan sehingga perlu hati-hati jangan sampai berdarah dan memunculkan luka baru.
Berita Terkait
Dokter Reisa ingatkan pentingnya asupan vitamin untuk kesehatan tubuh
Jumat, 1 April 2022 16:45
Dokter Reisa beri tips jalani kesibukan di masa pandemi
Senin, 19 Juli 2021 13:31
Dokter Reisa sosialisasikan manfaat vaksin COVID-19 kepada driver ojol
Jumat, 19 Februari 2021 19:28
Dokter Reisa: Edukasi warga tingkatkan kepercayaan terhadap vaksin COVID-19
Rabu, 28 Oktober 2020 18:56
Dokter Reisa benarkan tidak akan lagi tampil di konpers harian COVID-19
Rabu, 22 Juli 2020 7:42
Dokter Reisa bagi tips orang berpenyakit tidak menular hindari COVID-19
Rabu, 8 Juli 2020 18:48
Dokter Reisa sarankan orang dengan risiko tinggi COVID-19 olahraga di rumah
Minggu, 28 Juni 2020 17:00
Dokter Reisa ingatkan olahraga di luar jangan membawa pulang penyakit
Rabu, 17 Juni 2020 18:41