Jayapura (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Papua menyebutkan investor muda dengan usia 18-25 tahun mencapai 34.093 atau 32 persen dari total keseluruhan yakni 106.542 investor Maret 2025, oleh sebab itu terus gencar berikan edukasi ke generasi muda.
Kepala BEI Papua Kresna Aditya Payokwa di Jayapura, Kamis, mengatakan kemudian disusul dengan usia 26-30 tahun yakni 25.635 investor atau 25 persen.
“Saat ini berdasarkan laporan di mana terdapat anak muda di Papua menjadi sasaran untuk pinjaman online ilegal dan judi online oleh sebab itu kami bersama instansi terkait melakukan edukasi dan sosialisasi terkait investasi,” katanya.
Menurut Aditya, sosialisasi dan edukasi yang dilakukan ini dengan langsung mendatangi sekolah-sekolah serta perguruan tinggi sehingga semakin banyak dapat lagi generasi muda memahami.
“Berdasarkan persentase di mana dari sisi profesi, pelajar dan mahasiswa mendominasi dengan persentase 29 persen dari total investor kemudian diikuti oleh pekerja swasta dan aparatur sipil negara (ASN) sebesar 28 persen, serta pengusaha sebanyak 12 persen,” ujarnya.
Ia menjelaskan selain edukasi dan sosialisasi yang dilakukan pihaknya juga telah menghadirkan galeri investasi pada sembilan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 16 perguruan tinggi.
“Kami juga dalam waktu dekat akan menghadirkan lagi galeri investasi di tiga SMA yakni SMA Lentera Harapan Sentani, SMA YPPK Asisi Sentani dan SMA YPK Diaspora Kotaraja, selain itu juga hadir pada dua tempat ruang publik yakni di Papua Youth Creative Hub (PYCH) dan Papua Hope Language Institute (PHLI),” katanya lagi.
Ia menambahkan ke depan pihaknya akan terus melakukan edukasi dan sosialisasi yang menyasar anak-anak generasi muda di Tanah Papua terutama usia sekolah karena itu sangat berpotensi menjadi sasaran agen utama judi online.
“Pada beberapa waktu lalu kami menerima laporan dari kepala sekolah setempat di mana ada anak murid yang menjadi agen utama judi online Kamboja namun kini sedang kabur ke Medan dengan adanya kasus ini sangat memprihatinkan, karena menunjukkan betapa masifnya paparan judi online terhadap anak-anak sekolah,” ujarnya lagi.