Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) setempat mengungkapkan sebanyak 300 titik akses internet berbasis satelit Starlink telah aktif beroperasi di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) Papua sepanjang 2025.
Kepala Diskominfo Papua Jeri Agus Yudianto di Jayapura, Selasa, mengatakan langkah ini merupakan bagian dari percepatan transformasi digital dan pemerataan layanan internet di daerah yang selama ini sulit dijangkau jaringan darat atau fiber optik.
"Kami melakukan pemasangan Starlink dilakukan secara bertahap sejak awal 2025 dengan prioritas di kawasan terpencil yang minim akses internet," katanya.
Untuk itu, lanjutnya, program ini merupakan upaya mempercepat konektivitas digital di wilayah ekstrem yang sulit dijangkau jaringan backbone.
"Pada awal tahun 50 (titik), kemudian di pertengahan kami pasang sekitar 250 titik, dan total hingga akhir 2025 mencapai 300 titik," ujarnya.
Dia menjelaskan layanan internet Starlink tersebut digunakan secara gratis oleh masyarakat dan ditempatkan di fasilitas publik, seperti sekolah, puskesmas, kantor distrik, dan rumah ibadah.
"Kami berharap kehadiran layanan ini dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, serta pelayanan publik berbasis digital," katanya.
Pihaknya juga mengingatkan pentingnya pemeliharaan fasilitas tersebut agar pemanfaatan berkelanjutan.
“Kami bisa memantau dari dashboard pusat berapa titik yang aktif digunakan. Harapannya, masyarakat menjaga dan memanfaatkan fasilitas ini dengan optimal,” ujarnya.
Sementara itu Gubernur Papua Mathius Fakhiri mengatakan dengan ketersediaan akses internet akan membuka peluang bagi masyarakat di daerah terpencil untuk memperoleh layanan pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan yang lebih cepat dan efisien.
"Inisiatif ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan penetrasi internet di seluruh wilayah Papua, sekaligus bagian dari komitmen kami dalam mewujudkan transformasi Papua Baru yang maju dan harmonis," katanya.

