Timika (ANTARA News) - Gubernur Papua, Lukas Enembe meminta PT Freeport Indonesia mengutamakan keselamatan setiap orang yang bekerja di area perusahaan tambang emas, tembaga itu.
Lukas Enembe kepada wartawan di Timika, Jumat mengatakan banyaknya jumlah korban meninggal akibat runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan pada Selasa (14/5) merupakan sejarah baru bagi Freeport yang sudah puluhan tahun beroperasi di Mimika, Papua.
"Kejadian ini merupakan sejarah selama puluhan tahun Freeport ada. Jumlah korban cukup banyak," kata Lukas.
Lukas Enembe yang baru lebih dari dua bulan menjabat Gubernur Papua periode 2013-2018 mengingatkan jajaran Freeport agar lebih mendengar berbagai masukan dari pemerintah dan para tokoh masyarakat.
"Dengar kita bicara, juga tua-tua supaya semua bisa jalan baik," kata Lukas.
Pemerintah Provinsi Papua, katanya, menyatakan ikut berduka cita atas meninggalkan sejumlah pekerja PT Freeport dan perusahaan kontraktornya akibat runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan.
Ucapan duka cita yang sama disampaikan kepada keluarga para korban yang meninggal.
Ketua Komisi B DPRD Mimika, Wilhelmus Pigai menilai peristiwa runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan di area kerja PT Freeport yang menimpa 39 pekerja bukanlah kejadian bisa, tetapi luar biasa.
"Kita jangan anggap enteng, ini kejadian luar biasa karena korban begitu banyak. Ini adalah tragedi kemanusiaan," kata Wilhelmus.
Ia kembali mendesak dilakukan investigasi independen terhadap insiden runtuhnya fasilitas tempat pelatihan tambang bawah tanah PT Freeport tersebut dan perusahaan wajib melakukan evaluasi secara menyeluruh sistem keamanan tambang bawah tanahnya.
Wilhelmus menyatakan sangat mendukung penutupan sementara seluruh aktivitas pertambangan PT Freeport agar perusahaan lebih mengutamakan proses evakuasi lebih dari 20 pekerja yang masih terkubur di dalam reruntuhan terowongan Big Gossan.
Dari 15 pekerja yang telah ditemukan, sebanyak lima orang diantaranya meninggal dunia. Mereka adalah Mateus Marandof, Selpianus Edoway, Yapinus Tabuni, Aan Nugraha dan Rooy Kailuhu. Empat pekerja dari 10 pekerja yang selamat harus menjalani perawatan lanjutan di Jakarta karena kondisinya masih kritis.
PT Freeport menyatakan upaya pencarian dan evakuasi para pekerja masih terus dilakukan sampai saat ini. Presiden Direktur PT Freeport, Rozik B. Soetjipto bersama Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Thamrin Sihite telah tiba di Tembagapura sejak Kamis (16/5) untuk melihat langsung upaya evakuasi para korban dan mengunjungi korban yang masih dirawat di Rumah Sakit Tembagapura.
Lukas Enembe kepada wartawan di Timika, Jumat mengatakan banyaknya jumlah korban meninggal akibat runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan pada Selasa (14/5) merupakan sejarah baru bagi Freeport yang sudah puluhan tahun beroperasi di Mimika, Papua.
"Kejadian ini merupakan sejarah selama puluhan tahun Freeport ada. Jumlah korban cukup banyak," kata Lukas.
Lukas Enembe yang baru lebih dari dua bulan menjabat Gubernur Papua periode 2013-2018 mengingatkan jajaran Freeport agar lebih mendengar berbagai masukan dari pemerintah dan para tokoh masyarakat.
"Dengar kita bicara, juga tua-tua supaya semua bisa jalan baik," kata Lukas.
Pemerintah Provinsi Papua, katanya, menyatakan ikut berduka cita atas meninggalkan sejumlah pekerja PT Freeport dan perusahaan kontraktornya akibat runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan.
Ucapan duka cita yang sama disampaikan kepada keluarga para korban yang meninggal.
Ketua Komisi B DPRD Mimika, Wilhelmus Pigai menilai peristiwa runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan di area kerja PT Freeport yang menimpa 39 pekerja bukanlah kejadian bisa, tetapi luar biasa.
"Kita jangan anggap enteng, ini kejadian luar biasa karena korban begitu banyak. Ini adalah tragedi kemanusiaan," kata Wilhelmus.
Ia kembali mendesak dilakukan investigasi independen terhadap insiden runtuhnya fasilitas tempat pelatihan tambang bawah tanah PT Freeport tersebut dan perusahaan wajib melakukan evaluasi secara menyeluruh sistem keamanan tambang bawah tanahnya.
Wilhelmus menyatakan sangat mendukung penutupan sementara seluruh aktivitas pertambangan PT Freeport agar perusahaan lebih mengutamakan proses evakuasi lebih dari 20 pekerja yang masih terkubur di dalam reruntuhan terowongan Big Gossan.
Dari 15 pekerja yang telah ditemukan, sebanyak lima orang diantaranya meninggal dunia. Mereka adalah Mateus Marandof, Selpianus Edoway, Yapinus Tabuni, Aan Nugraha dan Rooy Kailuhu. Empat pekerja dari 10 pekerja yang selamat harus menjalani perawatan lanjutan di Jakarta karena kondisinya masih kritis.
PT Freeport menyatakan upaya pencarian dan evakuasi para pekerja masih terus dilakukan sampai saat ini. Presiden Direktur PT Freeport, Rozik B. Soetjipto bersama Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Thamrin Sihite telah tiba di Tembagapura sejak Kamis (16/5) untuk melihat langsung upaya evakuasi para korban dan mengunjungi korban yang masih dirawat di Rumah Sakit Tembagapura.