Sorong (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan pendidikan di Provinsi Papua Barat dan Papua sudah mulai bangkit jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Tadi kita lihat sendiri di jalan-jalan yang kita lalui, bangunan sekolah relatif bagus dan anak-anak yang berjejer di jalan. Pendidikan di Papua Barat dan Papua sudah bangkit," ujar Mendikbud saat melakukan kunjungan ke SD dan SMP Satap Ninjemor, Distrik Moi Segon, Kabupaten Sorong, Papua, Kamis.
Sekolah itu berjarak sekitar 40 kilometer dari Aimas, Ibu Kota Kabupaten Sorong. Perjalanan memakan waktu kurang lebih dua jam karena kondisi jalan yang kurang baik, berlubang dan sebagian besar jalan tanah.
Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud melihat kondisi sekolah yang hanya terdiri dari enam ruang kelas. Mendikbud juga memberikan bantuan dana untuk satu ruang kelas.
"Insya Allah adik-adik kita yang di Papua Barat dan Papua ini bisa menjadi guru, dokter, polisi. Bahkan bukan tidak mungkin 20 hingga 30 tahun mendatang, anak-anak Papua memimpin negara ini," harap Mendikbud.
Mendikbud menambahkan bahwa tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk memfasilitasi anak-anak di Papua Barat dan Papua untuk mendapatkan layanan pendidikan yang baik.
"Kita mengantarkan mereka untuk keluar dari mata rantai ketidaktahuan. Ini adalah tekad kita," tegasnya.
Nuh tidak ingin, anak-anak Papua tidak mendapatkan akses pendidikan dalam kondisi Indonesia merdeka.
"Jiwa-jiwa mereka ingin keluar dari belengu ketidaktahuan. Anak-anak Papua punya harapan besar, salah besar kalau kita tidak memfasilitasinya," tukas dia.
Mendikbud menambahkan Indonesia tidak hanya Jawa saja, tetapi pulau-pulau lainnya termasuk Papua.
Pada kunjungan tersebut, Mendikbud bertemu dengan sejumlah guru yang mengajar di sekolah yang ada di daerah itu. Para sarjana itu adalah lulusan perguruan tinggi yang ikut dalam Program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terpencil dan Terluar (SM3T).
(I025/F002)
"Tadi kita lihat sendiri di jalan-jalan yang kita lalui, bangunan sekolah relatif bagus dan anak-anak yang berjejer di jalan. Pendidikan di Papua Barat dan Papua sudah bangkit," ujar Mendikbud saat melakukan kunjungan ke SD dan SMP Satap Ninjemor, Distrik Moi Segon, Kabupaten Sorong, Papua, Kamis.
Sekolah itu berjarak sekitar 40 kilometer dari Aimas, Ibu Kota Kabupaten Sorong. Perjalanan memakan waktu kurang lebih dua jam karena kondisi jalan yang kurang baik, berlubang dan sebagian besar jalan tanah.
Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud melihat kondisi sekolah yang hanya terdiri dari enam ruang kelas. Mendikbud juga memberikan bantuan dana untuk satu ruang kelas.
"Insya Allah adik-adik kita yang di Papua Barat dan Papua ini bisa menjadi guru, dokter, polisi. Bahkan bukan tidak mungkin 20 hingga 30 tahun mendatang, anak-anak Papua memimpin negara ini," harap Mendikbud.
Mendikbud menambahkan bahwa tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk memfasilitasi anak-anak di Papua Barat dan Papua untuk mendapatkan layanan pendidikan yang baik.
"Kita mengantarkan mereka untuk keluar dari mata rantai ketidaktahuan. Ini adalah tekad kita," tegasnya.
Nuh tidak ingin, anak-anak Papua tidak mendapatkan akses pendidikan dalam kondisi Indonesia merdeka.
"Jiwa-jiwa mereka ingin keluar dari belengu ketidaktahuan. Anak-anak Papua punya harapan besar, salah besar kalau kita tidak memfasilitasinya," tukas dia.
Mendikbud menambahkan Indonesia tidak hanya Jawa saja, tetapi pulau-pulau lainnya termasuk Papua.
Pada kunjungan tersebut, Mendikbud bertemu dengan sejumlah guru yang mengajar di sekolah yang ada di daerah itu. Para sarjana itu adalah lulusan perguruan tinggi yang ikut dalam Program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terpencil dan Terluar (SM3T).
(I025/F002)