Jayapura (Antara Papua) - Delapan orang anak Papua lulusan perguruan tinggi di luar negeri, pulang ke kampung halamannya, guna mengaplikasikan ilmu pengetahuannya.

"Kami sudah lulus kuliah, ada yang di Amerika, Tiongkok (China), dan Australia. Kini kami hendak mengabdi di Tanah Kelahiran," kata Jean Philip W Nawira, alumnus Fakultas Aeronautic Engineering, Nanjing University di Tiongkok, mewakili rekan-rekannya kepada wartawan di Kantor Gubernur Papua, di Jayapura, Rabu.

Philip bersama tujuh orang rekannya sesama generasi muda Papua menamatkan kuliahnya di universitas terkenal di luar negeri.

Dari tujuh orang anak Papua itu, seorang lulusan Amerika, dan seorang lainnya lulusan Australia.

Lulusan Amerika itu yakni Stephanie Olua (alumni Fakultas Matematika, Corban University, Amerika), dan lulusan Australia yakni Elisabeth C Giay (alumni Fakultas Biologi Jurusan Analisis Lingkungan Hidup dan Analisis Kimia, University of Canberra).

Lima orang lainnya lulusan Tiongkok seperti Jean Philip Nawira, namun jurusannya beda.

Lima orang anak Papua itu yakni Egreda G Kambana (Alumni Software Engineering/Teknik Keperawatan, Nanjing University), Grisye Margy Janggo (alumni Aeronautic Engineering/Teknik Pesawat, Nanjing University of Auronautic and Astronautic), Iriana Kossay (alumni Software Engineering and Management, Nanjing University of Auronautic and Astronautic).

Berikut, Leni Kamelina Wasini (alumni Software Engineering and Management, Nanjing University of Auronautic and Astronautic), dan Napoleon Charles Kambu (alumni Software Engineering and Management, Nanjing University of Auronautic and Astronautic).

Delapan anak Papua ini merupakan bagian dari 13 orang peserta program beasiswa pendidikan tinggi luar negeri Strata I (S1) yang diwisuda pada 2014.

Lima orang anak Papua lainnya yakni tiga alumni Tiongkok, masing-masing Epafroditus F Woriassy, Manjoy Ansuadi Bonai, dan Stevanus R Wogim, juga telah wisuda pada 21 Juni 2014. Ketiganya alumni Aeronautic Engineering, Nanjing University Aeronautics and Astronautics.

Dua anak Papua lainnya alumni Amerika dan juga telah diwisuda pada awal Mei 2014, yakni Rudolf N M Kapisa (Proffesional Flight Le Tourneau University), dan Andrey S Awoitauw (Mechanical Engineering, Colorado University). Ikut bergabung pada delapan orang anak Papua lulusan luar negeri itu, yakni Demarce Inggundi Sarwom (alumni Fakultas Keperawatan, Universita Pelita Harapan (UPH) Tengerang, Banten, Indonesia.

Demarce merupakan satu dari sembilan anak Papua peserta program beasiswa pendidikan tinggi dalam negeri tahun anggaran 2009 yang menamatkan pendidikannya di 2014.

Anak-anak Papua yang menamatkan program beasiswa pendidikan tinggi itu merupakan peserta tahun anggaran 2009 dan 2010.

Versi Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Setda Provinsi Papua, program beasiswa pendidikan tinggi diluar negeri maupun dalam negeri itu, merupakan bagian dari Program 1.000 Doktor, yang dicanangkan Gubernur Papua periode 2006-2011 Barnabas Suebu.

Di era kepemimpinan Gubernur Papua periode 2013-2018 Lukas Enembe, Program 1.000 Doktor ini masih berlanjut.

Gubernur Lukas menargetkan pengiriman 200 orang anak Papua untuk studi pendidikan tinggi di luar negeri, dan 600 orang di dalam negeri. (*)


Pewarta : Oleh Anwar Maga
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024