Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, Provinsi Papua, tengah berupaya meningkatkan fasilitas objek wisata di Distrik Muara Tami, wilayah perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan Papua Nugini (PNG).
"Kami juga mendorong Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mendukung peningkatan objek wisata di kawasan perbatasan, Skouw, Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura," ungkap Kepala Badan Perbatasan Kota Jayapura Amos Solossa di Jayapura, Selasa.
Ia mengatakan, berbagai upaya ditempuh Pemkot Jayapura untuk menarik wisatawan ke kawasan perbatasan, salah satunya adalah pembuatan penagkaran penyu.
"Kemarin kita coba mendorong untuk membudidayakan penyu di Kampung Skouw Sae untuk menambah daya tarik," ucapnya.
Selain itu, tambahnya, pihaknya juga baru menemukan objek wisata berupa kolam air panas alami yang letaknya jauh dari akses jalan utama.
"Ada juga potensi wisata air panas, kita di sini tidak ada gunung berapi tapi ada potensi air panas, itu kan menjadi daya tarik wisata," ungkapnya.
Diakui Amos, pengembangan objek wisata perbatasan sejauh ini masih belum maksimal karena belum aada kordinasi yang baik antara instansi teknis yang terlibat di dalamnya.
"Selama ini pengembangan wisata di kawasan perbatasa masih bersifat parsial, jadi belum berkesinambungan dan berkelanjutan, padagahl banyak objek wisata disana yang bisa dijual, kita lihat juga pantainya indah-indah," tuturnya. (*)
"Kami juga mendorong Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mendukung peningkatan objek wisata di kawasan perbatasan, Skouw, Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura," ungkap Kepala Badan Perbatasan Kota Jayapura Amos Solossa di Jayapura, Selasa.
Ia mengatakan, berbagai upaya ditempuh Pemkot Jayapura untuk menarik wisatawan ke kawasan perbatasan, salah satunya adalah pembuatan penagkaran penyu.
"Kemarin kita coba mendorong untuk membudidayakan penyu di Kampung Skouw Sae untuk menambah daya tarik," ucapnya.
Selain itu, tambahnya, pihaknya juga baru menemukan objek wisata berupa kolam air panas alami yang letaknya jauh dari akses jalan utama.
"Ada juga potensi wisata air panas, kita di sini tidak ada gunung berapi tapi ada potensi air panas, itu kan menjadi daya tarik wisata," ungkapnya.
Diakui Amos, pengembangan objek wisata perbatasan sejauh ini masih belum maksimal karena belum aada kordinasi yang baik antara instansi teknis yang terlibat di dalamnya.
"Selama ini pengembangan wisata di kawasan perbatasa masih bersifat parsial, jadi belum berkesinambungan dan berkelanjutan, padagahl banyak objek wisata disana yang bisa dijual, kita lihat juga pantainya indah-indah," tuturnya. (*)