Timika (Antara Papua) - Berbagai program pemberdayaan masyarakat lokal yang selama ini digelar oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, diikutkan dalam seleksi Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Kepala Bagian Humas LPMAK Yeremias Imbiri kepada Antara di Timika, Kamis, mengatakan program-program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan LPMAK yang mencakup tiga kegiatan utama yaitu di bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat kini sedang dinilai oleh tim juri GKPM di Jakarta.
Sesuai rencana, tim juri GKPM akan mengumumkan hasil penilaian terhadap program-program tersebut untuk 13 kategori pada 28 Juli 2015 bertempat di Jakarta Convention Centre.
"Tahun ini merupakan keikutsertaan ke tiga LPMAK dalam mengikuti ajang GKPM yang digelar oleh Kemenko PMK atau dulunya disebut Kemenko Kesra sejak 2013. Seleksi tersebut sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah kepada dunia usaha, lembaga-lembaga ataupun kelompok yang selama ini terlibat langsung dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat," jelas Yeremias.
Menurut dia, ada beberapa kategori penghargaan yang nantinya diberikan oleh juri GKPM terhadap setiap peserta, mulai dari tingkat yang paling rendah yaitu blue, selanjutnya silver, gold hingga platinum untuk tingkat penilaian tertinggi.
Yeremias mengatakan, untuk mengikuti seleksi tersebut, setiap program yang diikuti LPMAK wajib mengisi form yang dikirim panitia. Pengisian form tersebut harus mengacu pada standar operasi prosedur (SOP), realisasi program dan dan rencana strategis (renstra) yang disusun.
"Untuk program-program dari Biro Kesehatan dan Ekonomi sudah kami kirim via email kepada panitia di Jakarta. Sedangkan untuk Biro Pendidikan masih ada beberapa kegiatan yang belum dikirim dan diharapkan dalam waktu secepatnya sudah bisa rampung," jelas Yeremias.
Manfaat positif yang bisa didapat LPMAK dalam mengikuti ajang seleksi GKPM tersebut yakni bisa mendapatkan berbagai masukan baik dari panitia, juri, dan peserta lainnya tentang bagaimana upaya menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat secara baik yang memberikan efek bagi peningkatan kualitas kehidupan warga lokal.
"Kalau program kita diberikan kategori penghargaan bawah misalnya blue atau silver, berarti kita harus belajar lagi dari lembaga-lembaga lain yang jauh lebih bagus dalam penanganan salah satu program tersebut," ujarnya.
Selain mengikuti seleksi GKPM yang digelar secara rutin oleh Kemenko PKM, LPMAK juga telah mengikuti berbagai ajang seleksi program pemberdayaan masyarakat baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pemberdayaan ekonomi kerakyatan oleh sejumlah lembaga termasuk Kementerian Sosial dan lainnya.
LPMAK merupakan lembaga nirlaba yang dipercayakan mengelola dana kemitraan dari PT Freeport Indonesia untuk pemberdayaan masyarakat lokal Suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan di sekitar area pertambangan di Kabupaten Mimika, Papua. (*)
Kepala Bagian Humas LPMAK Yeremias Imbiri kepada Antara di Timika, Kamis, mengatakan program-program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan LPMAK yang mencakup tiga kegiatan utama yaitu di bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat kini sedang dinilai oleh tim juri GKPM di Jakarta.
Sesuai rencana, tim juri GKPM akan mengumumkan hasil penilaian terhadap program-program tersebut untuk 13 kategori pada 28 Juli 2015 bertempat di Jakarta Convention Centre.
"Tahun ini merupakan keikutsertaan ke tiga LPMAK dalam mengikuti ajang GKPM yang digelar oleh Kemenko PMK atau dulunya disebut Kemenko Kesra sejak 2013. Seleksi tersebut sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah kepada dunia usaha, lembaga-lembaga ataupun kelompok yang selama ini terlibat langsung dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat," jelas Yeremias.
Menurut dia, ada beberapa kategori penghargaan yang nantinya diberikan oleh juri GKPM terhadap setiap peserta, mulai dari tingkat yang paling rendah yaitu blue, selanjutnya silver, gold hingga platinum untuk tingkat penilaian tertinggi.
Yeremias mengatakan, untuk mengikuti seleksi tersebut, setiap program yang diikuti LPMAK wajib mengisi form yang dikirim panitia. Pengisian form tersebut harus mengacu pada standar operasi prosedur (SOP), realisasi program dan dan rencana strategis (renstra) yang disusun.
"Untuk program-program dari Biro Kesehatan dan Ekonomi sudah kami kirim via email kepada panitia di Jakarta. Sedangkan untuk Biro Pendidikan masih ada beberapa kegiatan yang belum dikirim dan diharapkan dalam waktu secepatnya sudah bisa rampung," jelas Yeremias.
Manfaat positif yang bisa didapat LPMAK dalam mengikuti ajang seleksi GKPM tersebut yakni bisa mendapatkan berbagai masukan baik dari panitia, juri, dan peserta lainnya tentang bagaimana upaya menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat secara baik yang memberikan efek bagi peningkatan kualitas kehidupan warga lokal.
"Kalau program kita diberikan kategori penghargaan bawah misalnya blue atau silver, berarti kita harus belajar lagi dari lembaga-lembaga lain yang jauh lebih bagus dalam penanganan salah satu program tersebut," ujarnya.
Selain mengikuti seleksi GKPM yang digelar secara rutin oleh Kemenko PKM, LPMAK juga telah mengikuti berbagai ajang seleksi program pemberdayaan masyarakat baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pemberdayaan ekonomi kerakyatan oleh sejumlah lembaga termasuk Kementerian Sosial dan lainnya.
LPMAK merupakan lembaga nirlaba yang dipercayakan mengelola dana kemitraan dari PT Freeport Indonesia untuk pemberdayaan masyarakat lokal Suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan di sekitar area pertambangan di Kabupaten Mimika, Papua. (*)