Jayapura (Antara Papua) - Yosep Rumbiak, warga Kabupaten Nduga, Papua, membuka sekolah sepak bola (SSB) untuk melatih anak-anak usia dini bermain bola kaki sekaligus membina mental dan spiritual generasi baru di daerahnya.

"SSB Nduga ini saya buka dengan Pak Jhon Itlay. kebetulan dia di kantor Bappeda Nduga sedangkan saya di sekretariat daerah bagian Orpan. Kami melihat bahwa anak-anak ini perlu kami bina. Mulai dari situ, kami mulai SSB Nduga ini mulai dari Januari 2014," kata Yosep ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Senin.

Menurut dia, tujuan dari pada pembukaan SSB itu untuk membina anak-anak dalam hal kerohanian terutama pembinaan mental mereka sekaligus melatih mereka bermain bola.

"Saya dengan Pak Jhon Itlay ingin supaya kebiasaan-kebiasaan yang tidak bagus berubah dengan kegiatan sepak bola," katanya.

"Biasanya sebelum kegiatan latihan berlangsung diawali dengan doa, kadang-kadang renungan di rumah saya, ada renungan atau ibadah," ujarnya.

Selain kegiatan ibadah, kata dia, anak-anak juga diajak untuk sol sepatu/jahit sepatu sendiri, sehingga ketika selesai bermain bola dan sepatu mereka rusak bisa dijahit sendiri.

"Tidak ada sol sepatu di Nduga. Saya ajari mereka untuk menjahit sepatu, sehingga kalau sepatu mereka robek, bisa dijahit sendiri," ujarnya.

Yosep menjelaskan, latihan sepak bola dalam seminggu sebenarnya tiga kali tetapi karena anak-anak bersemangat, maka dalam seminggu latihan dilaksanakan setiap sore mulai Senin hingga Jumat.

"Jadi mungkin hanya Sabtu dan Minggu saja kami istirahat, tetapi kadang-kadang anak-anak ini datang dan saya tidak bisa menolak mereka, ya terpaksa kami latihan," ujarnya.

Ia mengaku, dari semangat anak-anak untuk bermain bolah maka dirinya selaku pemilik SSB Nduga FC terus semangat untuk melatih mereka bermain bola.

Lebih lanjut dia mengatakan, sebenarnya jumlah anak-anak yang dilatih sebanyak 60 orang anak yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, tetapi yang aktif selama ini hanya sekitar 30 lebih anak.

"Total dari 60 orang anak itu ada perempuan dan laki-laki, tetapi selama ini perempuan tidak aktif sehingga laki-laki yang masih aktif sampai sekarang sebanyak 30 orang," katanya.

Dia mengatakan, rata-rata anak usia dini yang dilatih bermain bola itu berusia antara 10-15 tahun dan kebanyakan di antaranya masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

"Saya sudah dapat lisensi pelatih, kebetulan saya dapat lisensi D nasional pada 2014, saya ikut di Sidoarjo, Jawa Timur," tambah dia.

Kabupaten Nduga adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua yang terletak di daerah pedalaman. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024