Jayapura (Antara Papua) - Sebanyak 100 orang warga Sorong, Provinsi Papua Barat, mengikuti pelatihan kader bela negara, yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sorong, Kamis.
Pada rilis yang diterima Antara di Jayapura, disebutkan, pelatihan kader bela negara itu dibuka oleh Asisten III Kabupaten Sorong ML Malagam, dihadiri oleh Staf Kemenhan RI Kolonel Inf Zaenal Arifin, Kepala Seksi Teritorial Korem 171/PVT Kolonel Inf Ali Amiludin SE, dan Asisten Intelijen Danlantamal XIV Sorong Kolonel Laut Latukonsina.
Hadir pula, Kabag Ops Polres Sorong Kompol Diaz Sasongko, Ketua FKUB Kabupaten Sorong Anderson Miage, Rektor UMS Muhammadiyah Sorong Karsiman,yang berlokasi di Hotel Aquarius Kota Baru Aimas Kabupaten Sorong-Papua Barat.
Acuan hukum pelaksanaan pelatihan kader bela negara itu yakni hasil rapat koordinasi dengan Asosiasi Pemerintah daerah dalam rangka pembentukan Kader Bela Negara di Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, pada tanggal 6 Agustus 2015 di Gedung Bhineka Tunggal Ika Kementerian Pertahanan Jalan Merdeka Barat No. 13-14 Jakarta Pusat.
Adapun peserta pelatihan kader bela negara Kabupaten Sorong tahun anggaran 2015 itu sebanyak 100 orang, terdiri dari komponen pengajar melibatkan Guru SD, Guru SMP dan Guru SMA, komponen pekerja melibatkan PNS dan Wiraswasta, komponen pemukiman melibatkan tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat yang berada di Kabupaten Sorong.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Teguh Pudji Raharjo mengatakan, pelatihan tersebut bertujuan mencetak warga kader bela negara sesuai target nasional yang sebanyak 100 juta kader.
"Diharapkan sampai 10 tahun mendatang, Indonesia memiliki 100 juta warga kader bela negara yang siap dalam melaksanakan bela negara dan diharapkan semua komponen bangsa mau berperan aktif mengikuti pembentukan kader pembinaan bela negara," ujarnya.
Selain itu, karena kader bela negara dibentuk untuk mewujudkan Indonesia yang kuat di tengah kompleksitas berbagai bentuk ancaman nyata.
Membela negara pada prinsipnya adalah menjaga ketertiban umum, yang bisa dilaksanakan setiap warga negara sesuai profesinya masing-masing.
Kader bela negara dipersiapkan untuk ancaman nonmiliter, seperti kasus narkoba, kemiskinan, bencana alam, dan wabah penyakit.
Kader bela negara sesuai desain yang ditetapkan presiden, yakni sebagai bentuk tanggung jawab seluruh komponen bangsa, kementerian, pemda, pemerintah, dan masyarakat terhadap pertahanan nasional. (*/adv)
Pada rilis yang diterima Antara di Jayapura, disebutkan, pelatihan kader bela negara itu dibuka oleh Asisten III Kabupaten Sorong ML Malagam, dihadiri oleh Staf Kemenhan RI Kolonel Inf Zaenal Arifin, Kepala Seksi Teritorial Korem 171/PVT Kolonel Inf Ali Amiludin SE, dan Asisten Intelijen Danlantamal XIV Sorong Kolonel Laut Latukonsina.
Hadir pula, Kabag Ops Polres Sorong Kompol Diaz Sasongko, Ketua FKUB Kabupaten Sorong Anderson Miage, Rektor UMS Muhammadiyah Sorong Karsiman,yang berlokasi di Hotel Aquarius Kota Baru Aimas Kabupaten Sorong-Papua Barat.
Acuan hukum pelaksanaan pelatihan kader bela negara itu yakni hasil rapat koordinasi dengan Asosiasi Pemerintah daerah dalam rangka pembentukan Kader Bela Negara di Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, pada tanggal 6 Agustus 2015 di Gedung Bhineka Tunggal Ika Kementerian Pertahanan Jalan Merdeka Barat No. 13-14 Jakarta Pusat.
Adapun peserta pelatihan kader bela negara Kabupaten Sorong tahun anggaran 2015 itu sebanyak 100 orang, terdiri dari komponen pengajar melibatkan Guru SD, Guru SMP dan Guru SMA, komponen pekerja melibatkan PNS dan Wiraswasta, komponen pemukiman melibatkan tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat yang berada di Kabupaten Sorong.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Teguh Pudji Raharjo mengatakan, pelatihan tersebut bertujuan mencetak warga kader bela negara sesuai target nasional yang sebanyak 100 juta kader.
"Diharapkan sampai 10 tahun mendatang, Indonesia memiliki 100 juta warga kader bela negara yang siap dalam melaksanakan bela negara dan diharapkan semua komponen bangsa mau berperan aktif mengikuti pembentukan kader pembinaan bela negara," ujarnya.
Selain itu, karena kader bela negara dibentuk untuk mewujudkan Indonesia yang kuat di tengah kompleksitas berbagai bentuk ancaman nyata.
Membela negara pada prinsipnya adalah menjaga ketertiban umum, yang bisa dilaksanakan setiap warga negara sesuai profesinya masing-masing.
Kader bela negara dipersiapkan untuk ancaman nonmiliter, seperti kasus narkoba, kemiskinan, bencana alam, dan wabah penyakit.
Kader bela negara sesuai desain yang ditetapkan presiden, yakni sebagai bentuk tanggung jawab seluruh komponen bangsa, kementerian, pemda, pemerintah, dan masyarakat terhadap pertahanan nasional. (*/adv)