Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, kini menjalankan terapi kronis untuk Hermanus Tananar (49), guru honorer SD YPK Ansudu II, Distrik Pantai Timur, yang menderita penyakit kaki gajah atau filariasis dan hernia.
"Kita sementara dan tetap jalankan terapi kronis untuk Hermanus dan sudah berjalan," kata Kepala Dinas Kesehatan Sarmi dr Yanto Lipu ketika di konfirmasi dari Jayapura, Senin.
Namun, lanjut dia, untuk mencegah kondisi Hermanus yang sudah parah, Hermanus tetap dioperasi, tetapi setelah menjalani terapi kronis.
Menurut dia, walaupun sudah dioperasi, namun belum tentu menghilangkan kondisi yang kini dialami Hermanus malah dengan terapi akan membantu menolong kondisi Hermanus ketika menjalani operasi.
Yanto mengakui bahwa pihaknya sudah pernah meminta kepada Hermanus agar dirujuk untuk mendapat pengobatan lebih lanjut di Rumah Sakit namun dirinya tidak mau dirujuk.
"Kami sudah pernah meminta kepada Hermanus untuk dirujuk tetapi dia tidak mau pergi, jadi bukan kita tidak berupaya tetapi sudah berupaya, tetapi ya memang begitu," ujarnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Bupati Sarmi Alberthus Suripno meminta Dinas Kesehatan agar memperhatikan kasus yang menimpa guru Hermanus Tananar di Kampung Ansudu II.
Ia mengaku prihatin dengan penyakit filariasis dan hernia yang diderita Hermanus Tananar yang telah menahun tetapi belum mendapatkan penanganan kesehatan yang kurang tepat.
Hermanus Tananar(49), seorang guru honorer di SD YPK Ansudu, Kampung Ansudu II, Distrik Pantai Timur, Kabupaten Sarmi, Papua, sejak 1998 menderita penyakit kaki gajah dan hernia.
Menurut Hermanus, statusnya menjadi guru honor sejak Eduard Fonataba menjabat Bupati Sarmi. Kala itu, Eduard mengeluarkan kebijakan untuk menempatkan anak pribumi lulusan SMA/SMK menjadi guru di kampung masing-masing. (*)
"Kita sementara dan tetap jalankan terapi kronis untuk Hermanus dan sudah berjalan," kata Kepala Dinas Kesehatan Sarmi dr Yanto Lipu ketika di konfirmasi dari Jayapura, Senin.
Namun, lanjut dia, untuk mencegah kondisi Hermanus yang sudah parah, Hermanus tetap dioperasi, tetapi setelah menjalani terapi kronis.
Menurut dia, walaupun sudah dioperasi, namun belum tentu menghilangkan kondisi yang kini dialami Hermanus malah dengan terapi akan membantu menolong kondisi Hermanus ketika menjalani operasi.
Yanto mengakui bahwa pihaknya sudah pernah meminta kepada Hermanus agar dirujuk untuk mendapat pengobatan lebih lanjut di Rumah Sakit namun dirinya tidak mau dirujuk.
"Kami sudah pernah meminta kepada Hermanus untuk dirujuk tetapi dia tidak mau pergi, jadi bukan kita tidak berupaya tetapi sudah berupaya, tetapi ya memang begitu," ujarnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Bupati Sarmi Alberthus Suripno meminta Dinas Kesehatan agar memperhatikan kasus yang menimpa guru Hermanus Tananar di Kampung Ansudu II.
Ia mengaku prihatin dengan penyakit filariasis dan hernia yang diderita Hermanus Tananar yang telah menahun tetapi belum mendapatkan penanganan kesehatan yang kurang tepat.
Hermanus Tananar(49), seorang guru honorer di SD YPK Ansudu, Kampung Ansudu II, Distrik Pantai Timur, Kabupaten Sarmi, Papua, sejak 1998 menderita penyakit kaki gajah dan hernia.
Menurut Hermanus, statusnya menjadi guru honor sejak Eduard Fonataba menjabat Bupati Sarmi. Kala itu, Eduard mengeluarkan kebijakan untuk menempatkan anak pribumi lulusan SMA/SMK menjadi guru di kampung masing-masing. (*)