Jayapura (Antara Papua) - Tim Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Youwari, Sentani, Kabupaten Jayapura guna memantau masalah penutupan ruang Unit Gawat Darurat rumah sakit setempat.

Ketua tim Esau Rumbiak, di Jayapura, mengaku ia bersama-sama dengan Kepala Bidang Respon Emergenzy UP2KP Darwin Rumbiak, anggota kesekretariatan UP2KP Andi Deda, Derik Pinibo, dan Stefly Oktavianus Bolang mendatangi RSUD Youwari pada Rabu (17/2).

Tim membawa surat perintah dari Kepala Dinas Kesehatan Papua dan menemui Direktur RSUD Youwari untuk meminta kejelasan penutupan UGD rumah sakit setempat.

"Kami di perintahkan dari bapak Kepala Dinas Kesehatan Papua untuk datang cek informasi sekaligus mendengar kejelasan terkait penutupan ruang UGD RSUD Youwari," kata Kepala Bidang Respon Emergenzy UP2KP, Darwin Rumbiak mengawali pertemuan dengan Direktur Rumah Sakit Yuowari.

Direktur RSUD Youwari dr Michael R.Demetouw menjelaskan, kronologis kejadiannya sebenarnya terjadi pada Jumat (12/2).

Kala itu ada seorang pasien datang ke UGD kemudian berobat di ruang penyakit dalam dengan keluhan tubuhnya sakit semua dan susah tidur.

"Karena mengeluh jadi dokter di ruang polik arahkan perawat untuk kasih obat neurogial," ujarnya.

Nah, lanjut dia, didalam obat itu terdapat ada anti nyeri ada anti keran supaya efeknya.

"Pasien ini minum waktu hari Jumat-Sabtu tidak masalah, tapi entah keluarga pasien tanya dimana, keluarganya datang Sabtu malam lalu ribut di UGD," ujarnya.

Informasi yang sampai ke telinga keluarga pasien bahwa rumah sakit kasih narkoba bukan obat. Informasi yang keliru ini membuat keluarga pasien marah.

Mereka datang dan langsung ribut dan mengamuk di UGD dan bawa parang dan yang datang ribut di UGD itu keluarga pasien bukan pasiennya.

"Keluarga yang ribut bilang dapat informasi dari salah satu keluarga yang dokter di RS Dian Harapannya, setelah dicek dia tidak tahu dan dia katakan bahwa obat yang dikasih itu dokter sangat tahu," ujarnya.

Mungkin karena informasi yang salah akhirnya keluarga pasien datang tanya di UGD RSUD Youwari dan saat itu dokter yang bertugas dr. Yeti Palambang.

Dokter Yeti sudah memberikan penjelasan tetapi karena sudah emosi akhirnya dia kembali pulang ke rumah dan bawa parang dan kembali.

"Keluarga kembali dengan bawa parang dan kejar petugas, akhirnya petugas takut dan lari mulai dari satpam hingga mantri, perawat dan dokter," ujarnya.

Salah satu keluarga memegang parang lalu taruh didepan pintu dokter pada Minggu malam.

"Dokter langsung telfon polisi dan pelaku langsung diamankan di Polresta Jayapura," ujarnya.

Menurut dia, setelah itu ia ditelpon dan menanyai solusi bagimana langsung selaku direktur langsung memerintahkan untuk UGD ditutup dan tidak boleh ada pelayanan kepada masyarakat karena tidak menghargai dokter dan perawat.

Penutupan pelayanan UGD RSUD Jayapura untuk sementara waktu dan pelayanan sudah kembali dibuka pada Rabu (17/2) pagi setelah masalah diselesaikan dengan bupati.

"Tahun kemarin waktu saya baru masuk jadi direktur rumah sakit itu ada petugas rumah sakit yang dirampas oleh masyarakat, ada lagi pernah keluarga pasien taruh parang di leher seorang mantri baru suruh jahit pasien," katanya.

Ia menambahkan, kejadian itu terjadi berulang kali bukan baru sekali saja, tapi berulang terus menerus. (*)

Pewarta : Pewarta: Anwar Maga
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024