Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Kota Jayapura menjadikan Kampung Skouw Sae, Distrik Muara Tami yang terletak tak jauh dari perbatasan RI-PNG sebagai sentra pembuatan tepung sagu.
"Sagu itu banyak sekali permintaannya, sehingga persediaannya itu masih dari Kabupaten Jayapura, sehingga kami jadikan Kampung Skouw Sae sebagai sentra pembuatan sagu untuk memenuhi stok Kota Jayapura," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Jayapura Robert LN Awy.
Robert mengatakan, industri sagu yang kini sedang berkembang di Skouw Sae itu merupakan binaan Disperindagkop Kota Jayapura.
"Selain melakukan pembinaan untuk masyarakat, kami sudah memberikan bantuan peralatan berupa mesin penggiling sagu dan 10 orang pendamping dan mereka akan dilatih sampai berhasil," ujarnya lagi.
Menurutnya, program Disperindagkop Jayapura itu dikatakan berhasil tampak pada perkembangan hasilnya, dari pelatihan yang secara terus menerus hingga kelompok tersebut mampu melakukannya.
"Keberhasilan suatu program bisa dilihat dari parameter-parameter yang sudah dilakukan pendampingan kami di lapangan. Jangan bilang berhasil kalau belum bisa mengembangkan suatu produk itu," kata Robert lagi.
Ia menyatakan, dari hasil pengolahan tepung sagu yang dilakukan binaan pada masyarakat di Skouw Sae, banyak sekali diminati oleh masyarakat dari Kabupaten lain di Papua. Bahkan di Kota Jayapura masih kekurangan.
"Karena itu, Kampung Skouw Sae kami jadikan sebagai sentra pengolahan sagu di Kota Jayapura untuk memenuhi stok permintaan pasar di Kota Jayapura. Kalau kelebihan baru kami kirimkan ke Kabupaten lainnya di Papua," katanya pula.
Kepala Bidang Industri Disperindagkop Kota Jayapura Alfrida Pasolong mengatakan, setiap ada keluhan dari kelompok binaan Disperindakop setempat, maka pihaknya selalu melakukan rapat evaluasi terkait kendala yang dihadapi di lapangan untuk mencari solusinya.
"Tepung sagu yang sudah digiling kemudian diproses menjadi tepung sagu. Setelah itu diolah lagi menjadi kue sagu berupa donat, cake, dan brownies yang bau sagunya tidak terasa. Pada dasarnya kami menginginkan agar tepung sagu itu dijadikan oleh-oleh khas Papua," ujarnya menegaskan.(*)
"Sagu itu banyak sekali permintaannya, sehingga persediaannya itu masih dari Kabupaten Jayapura, sehingga kami jadikan Kampung Skouw Sae sebagai sentra pembuatan sagu untuk memenuhi stok Kota Jayapura," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Jayapura Robert LN Awy.
Robert mengatakan, industri sagu yang kini sedang berkembang di Skouw Sae itu merupakan binaan Disperindagkop Kota Jayapura.
"Selain melakukan pembinaan untuk masyarakat, kami sudah memberikan bantuan peralatan berupa mesin penggiling sagu dan 10 orang pendamping dan mereka akan dilatih sampai berhasil," ujarnya lagi.
Menurutnya, program Disperindagkop Jayapura itu dikatakan berhasil tampak pada perkembangan hasilnya, dari pelatihan yang secara terus menerus hingga kelompok tersebut mampu melakukannya.
"Keberhasilan suatu program bisa dilihat dari parameter-parameter yang sudah dilakukan pendampingan kami di lapangan. Jangan bilang berhasil kalau belum bisa mengembangkan suatu produk itu," kata Robert lagi.
Ia menyatakan, dari hasil pengolahan tepung sagu yang dilakukan binaan pada masyarakat di Skouw Sae, banyak sekali diminati oleh masyarakat dari Kabupaten lain di Papua. Bahkan di Kota Jayapura masih kekurangan.
"Karena itu, Kampung Skouw Sae kami jadikan sebagai sentra pengolahan sagu di Kota Jayapura untuk memenuhi stok permintaan pasar di Kota Jayapura. Kalau kelebihan baru kami kirimkan ke Kabupaten lainnya di Papua," katanya pula.
Kepala Bidang Industri Disperindagkop Kota Jayapura Alfrida Pasolong mengatakan, setiap ada keluhan dari kelompok binaan Disperindakop setempat, maka pihaknya selalu melakukan rapat evaluasi terkait kendala yang dihadapi di lapangan untuk mencari solusinya.
"Tepung sagu yang sudah digiling kemudian diproses menjadi tepung sagu. Setelah itu diolah lagi menjadi kue sagu berupa donat, cake, dan brownies yang bau sagunya tidak terasa. Pada dasarnya kami menginginkan agar tepung sagu itu dijadikan oleh-oleh khas Papua," ujarnya menegaskan.(*)