Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DPK) Kota Jayapura, Provinsi Papua, mengidentifikasi tiga titik perairan yang rentan penggunaan bom ikan sebagai alat tangkap.
Kepala Bidang Produksi DKP Kota Jayapura Mathys Sibi, di Jayapura, Kamis, menyebut tiga titik tersebut yakni di depan kawasan Pelabuhan Laut Jayapura, pesisir Pantai Holtekam dan Teluk Youtefa.
"Ini titik-titik yang sering masyarakat menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan," katanya.
Penggunaan bahan peledak, kata Mathys, akhir-akhir ini mengalami penurunan setelah pemerintah, pemerhati laut gencar melakukan sosialisasi termasuk aparat penegak hukum yang terus gencarkan pengawasan.
"Kita lakukan sosialisasi kepada masyarakat serta penyebaran rumpon di daerah kritis, dan perkembangannya cukup baik sebab ikan mulai banyak yang muncul," ujarnya.
Setelah tahun lalu DKP fokus lakukan penyebaran ratusan rumpon atau rumah ikan untuk menggantikan terumbu karang yang rusak, tahun 2016 dan 2017 difokuskan untuk melihat perkembangan.
"Nanti kita lihat, kalau dukungan anggaran tersedia kita pasang lagi di titik-titik yang belum," katanya. (*)
Kepala Bidang Produksi DKP Kota Jayapura Mathys Sibi, di Jayapura, Kamis, menyebut tiga titik tersebut yakni di depan kawasan Pelabuhan Laut Jayapura, pesisir Pantai Holtekam dan Teluk Youtefa.
"Ini titik-titik yang sering masyarakat menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan," katanya.
Penggunaan bahan peledak, kata Mathys, akhir-akhir ini mengalami penurunan setelah pemerintah, pemerhati laut gencar melakukan sosialisasi termasuk aparat penegak hukum yang terus gencarkan pengawasan.
"Kita lakukan sosialisasi kepada masyarakat serta penyebaran rumpon di daerah kritis, dan perkembangannya cukup baik sebab ikan mulai banyak yang muncul," ujarnya.
Setelah tahun lalu DKP fokus lakukan penyebaran ratusan rumpon atau rumah ikan untuk menggantikan terumbu karang yang rusak, tahun 2016 dan 2017 difokuskan untuk melihat perkembangan.
"Nanti kita lihat, kalau dukungan anggaran tersedia kita pasang lagi di titik-titik yang belum," katanya. (*)