Jayapura (Antara Papua) - Wakil Komandan Koramil (Wadanramil) 1701-01/Sentani Lettu Inf Supriyadi menggelar komunikasi sosial berupa kunjungan kasih ke Panti Jompo Bina Lanjut Usia di Jalan Pos 7 Sentani, Kampung Sere, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Papua, pada Rabu (18/1).

"Bersama empat orang Babinsa, saya melakukan komunikasi sosial atau mengunjungi panti jompo di Kampung Sereh," kata Wadanramil 1701-01/Sentani Lettu Inf Supriyadi.

Kunjungan itu bertujuan untuk bersilaturahmi dengan seluruh penghuni panti jompo dan pengurusnya sekaligus memperkenalkan diri selaku pejabat Wadanramil 1701-01/Sentani yang baru sebulan bertugas.

"Selain untuk bersilaturahmi, tujuan utama adalah untuk lebih mendekatkan diri kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya di wilayah binaan Koramil 1701-01/Sentani dengan harapan agar kedepannya seluruh lapisan masyarakat dapat lebih bersinergi dengan TNI dalam bingkai NKRI," katanya.

Menurut dia, kunjungan tersebut disambut baik oleh Kepala Seksi Dinas Lanjut Usia, Manggoting dengan mengucapkan terimakasih atas silahturahmi dan mengucapkan selamat tahun baru bagi Wadanramil beserta anggotanya.

"Dalam pembicaran terungkap bahwa panti jompo itu bisa menampung 70 orang akan tetapi sementara ini baru terisi 54 orang, yang mayoritas berasal dari wilayah Sentani sedangkan yang lain dari suku Jawa, Ambon dan Manado," katanya.

Diantara penghuni panti jompo, kata dia, ada yang datang sendiri, ada pula yang diantar oleh keluarganya dan bahkan ada yang terlantar di jalanan dan diantar orang lain yang merasa kasihan kepada seseorang sehingga peduli untuk mengantarnya ke Panti ini.

"Menurut Pak Manggoting Kepala Seksi Dinas Lanjut Usia Kabupaten Jayapura, bahwa untuk kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh penghuni panti yang masih kuat dan mampu membuat kebun bekerja dengan sendirinya tanpa ada paksaan dari pengurus panti, sedangkan yang sudah lemah dan usianya cukup tua hanya dapat membuat kerajinan tangan berupa sapu, sulam-menyulam dan anyaman," katanya.

Hasil dari berkebun dan membuat sapu, sulam-menyulam serta membuat anyaman bisa dijual untuk biaya tambahan kehidupan mereka.

"Sementara pembekalan agama yaitu yang Nasrani sebanyak dua kali dalam seminggu yakni hari Kamis dan Minggu sedangkan untuk yang Muslim juga ada bimbingan mental," katanya. (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor :
Copyright © ANTARA 2024