Biak (Antara Papua) - Sebanyak 23.112 warga Kabupaten Biak Numfor, Papua hingga pertengahan Februari 2017 telah minum obat untuk pencegahan penyakit fllariasis (kaki gajah).

"Realisasi warga Biak minum obat pencegahan kaki gajah terealiasi 18,7 persen dari total keseluruhan ditargetkan hingga Oktober sebanyak 123.488 warga," kata Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Biak Numfor Ruslan di Biak, Selasa.

Ia mengakui program pelayanan pemberian minum obat secara massal pencegahan filariasis kepada masyarakat Kabupaten Biak Numfor bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Biak Numfor bebas penyakit kaki gajah tahun 2020.

Ruslan menyebut penyakit kaki gajah merupakan penyakit infeksi yang bersifat menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui nyamuk.

Gejala atau tanda tanda penyakit kaki gajah, menurut Ruslan, tahap awal berupa demam hingga 3-5 hari, pembengkakan kelenjar getah bening sehinga terlihat bengkak di lipatan paha, ketiak kemerahan, panas, dan sakit.

Sedangkan gejala lain, katanya, pembengkakakn kelenjar getah bening yang bisa pecah hingga mengeluarkan nanah.

"Tanda lain penyaki filariasis menyebabkan pembesaran tungkai, lengan, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas," ujarnya.

Sedangkan tahap lanjutan kronis, menurut Ruslan, terjadi pembesaran (elephantiasis) pada tungkai, lengan, payudara, kanting buah zakar dan alat kelamin wanita.

"Upaya pencegahan dilakukan Dinas Kesehatan yakni minum obat secara massal serta menerapkan prilaku hidup sehat bersih di lingkungan keluarga sehingga pada tahun 2020 Biak Numfor bebas filariasis," kata Ruslan.

Pengidap penyakit kaki gajah hingga akhir 2016 di Kabupaten Biak Numfor sebesar 3,67 persen dan secara abslout sebanyak enam orang. (*)

Pewarta : Pewarta: Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024