Timika (Antara Papua) - Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) mengurangi jumlah kampung yang akan menjadi sasaran pelayanan program "Kampung Sehat" di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, karena semakin terbatasnya dukungan anggaran dari PT Freeport Indonesia.
Wakil Sekretaris Eksekutif LPMAK Bidang Pendidikan dan Kesehatan Febian Magal di Timika, Sabtu, mengatakan pengurangan jumlah kampung program "Kampung Sehat" dari 28 kampung menjadi 20 kampung itu karena semakin terbatasnya anggaran yang diperoleh LPMAK dari PT Freeport Indonesia.
"Tahun ini ada delapan kampung yang kami lepas. Sedangkan 20 kampung lain masih tetap jalan," kata Febian.
Febian tidak merinci kampung-kampung mana saja yang tidak lagi mendapat layanan program "Kampung Sehat" tersebut.
Namun ia memastikan bahwa di kampung-kampung tersebut terdapat klinik kesehatan dan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tetap dilayani oleh petugas kesehatan dari Pemkab Mimika.
Febian menjelaskan sejak 2016 LPMAK melalui Biro Kesehatan bekerja sama dengan mitra terkait menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang disebut program "Kampung Sehat" pada sejumlah distrik (kecamatan) di wilayah dataran rendah dan dataran tinggi Kabupaten Mimika.
Untuk Distrik-distrik di wilayah dataran rendah, program "Kampung Sehat" itu mendapat dukungan dari Klinik Terapung LPMAK.
Febian juga memastikan program jemput pasien yang mengalami sakit berat di kampung-kampung pedalaman untuk dibawa berobat atau rujuk ke rumah sakit di Timika masih tetap berjalan.
Kepala Biro Kesehatan LPMAK Yusuf Nugroho beberapa waktu lalu mengatakan jajarannya menggandeng wadah Persekutuan Pelayanan Kesehatan Kristen di Indonesia (Pelkesi) melakukan pelayanan kesehatan warga di kampung-kampung pedalaman dan pesisir Kabupaten Mimika.
Kegiatan tersebut terlaksana sejak Agustus 2016 pada enam distrik di Mimika yaitu Agimuga, Mimika Timur Jauh, Tembagapura, Mimika Tengah, Mimika Barat dan Amar.
Sasaran utama program "Kampung Sehat" itu yakni pelayanan kesehatan ibu dan anak, penanggulangan penyakit menular seperti malaria, HIV dan tuberculosis serta membantu upaya Pemkab Mimika mengatasi penyakit menular lain seperti kusta dan filiriasis atau kaki gajah.
Selain itu, penyediaan sarana air bersih juga menjadi fokus utama dalam program Kampung Sehat mengingat hingga kini sebagian besar kampung wilayah pesisir Mimika masih mengandalkan air hujan dan air sungai untuk konsumsi sehari-hari. (*)
Wakil Sekretaris Eksekutif LPMAK Bidang Pendidikan dan Kesehatan Febian Magal di Timika, Sabtu, mengatakan pengurangan jumlah kampung program "Kampung Sehat" dari 28 kampung menjadi 20 kampung itu karena semakin terbatasnya anggaran yang diperoleh LPMAK dari PT Freeport Indonesia.
"Tahun ini ada delapan kampung yang kami lepas. Sedangkan 20 kampung lain masih tetap jalan," kata Febian.
Febian tidak merinci kampung-kampung mana saja yang tidak lagi mendapat layanan program "Kampung Sehat" tersebut.
Namun ia memastikan bahwa di kampung-kampung tersebut terdapat klinik kesehatan dan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tetap dilayani oleh petugas kesehatan dari Pemkab Mimika.
Febian menjelaskan sejak 2016 LPMAK melalui Biro Kesehatan bekerja sama dengan mitra terkait menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang disebut program "Kampung Sehat" pada sejumlah distrik (kecamatan) di wilayah dataran rendah dan dataran tinggi Kabupaten Mimika.
Untuk Distrik-distrik di wilayah dataran rendah, program "Kampung Sehat" itu mendapat dukungan dari Klinik Terapung LPMAK.
Febian juga memastikan program jemput pasien yang mengalami sakit berat di kampung-kampung pedalaman untuk dibawa berobat atau rujuk ke rumah sakit di Timika masih tetap berjalan.
Kepala Biro Kesehatan LPMAK Yusuf Nugroho beberapa waktu lalu mengatakan jajarannya menggandeng wadah Persekutuan Pelayanan Kesehatan Kristen di Indonesia (Pelkesi) melakukan pelayanan kesehatan warga di kampung-kampung pedalaman dan pesisir Kabupaten Mimika.
Kegiatan tersebut terlaksana sejak Agustus 2016 pada enam distrik di Mimika yaitu Agimuga, Mimika Timur Jauh, Tembagapura, Mimika Tengah, Mimika Barat dan Amar.
Sasaran utama program "Kampung Sehat" itu yakni pelayanan kesehatan ibu dan anak, penanggulangan penyakit menular seperti malaria, HIV dan tuberculosis serta membantu upaya Pemkab Mimika mengatasi penyakit menular lain seperti kusta dan filiriasis atau kaki gajah.
Selain itu, penyediaan sarana air bersih juga menjadi fokus utama dalam program Kampung Sehat mengingat hingga kini sebagian besar kampung wilayah pesisir Mimika masih mengandalkan air hujan dan air sungai untuk konsumsi sehari-hari. (*)