Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengklaim gerakan tanam cabai di setiap rumah yang telah dicanangkan sejak tahun lalu berhasil menstabilkan harga komoditi tersebut, terutama saat menjelang hari besar keagamaan.

"Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya pada momen yang sama, tahun ini fluktuasi harga cabai jauh lebih bagus," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Papua Semuel Siriwa, di Jayapura, Sabtu.

Ia menilai masyarakat banyak yang tergerak dengan gerakan menanam cabai tersebut karena mereka merasakan langsung dampak dari fluktuasi harga cabai ketika stoknya menipis.

Terlebih di Papua sebagian besar pemenuhan kebutuhan cabai masih di pasok dari luar Pulau, sehingga ketika terjadi gagal panen, Papua pasti terkena imbasnya.

"Hasil gerakan tanam cabai di rumah sudah ada hasilnya, sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa mereka bersyukur dengan adanya gerakan tersebut," kata dia.

Siriwa mengungkapkan pihaknya akan terus mengembangkan program tersebut karena dampaknya dianggap bisa terasa dalam waktu cepat.

"Tahun ini kita juga ada gerakan menanam cabai di pekarangan, kita usahakan di setiap rumah minimal ada lima pot besar tanaman cabai, sehingga pling tidak bisa menjawab kebutuhan dapurnya masing-masing," ujarnya lagi.

Ia mengakui belum banyak masyarakat yang memahami cara merawat tanaman tersebut agar hasil produksinya bisa konsisten, dan ke depan hal tersebut akan menjadi fokus kerja pihaknya.

"Program ini dalam beberapa tahun ini terus kita kembangkan, memang kendalanya adalah jumlah produksi yang berkurang, padahal itu karena kurang pupuk," kata Siriwa. (*)

Pewarta : Pewarta: Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024