Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua meminta atlet yang mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XVI di Semarang, Jawa Tengah, 10-21 September 2017, tidak menggunakan "doping" atau obat-obatan untuk meningkatkan penampilan olahraga.

Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua Elia Loupatty, di Jayapura, Senin, mengatakan selain tidak boleh menggunakan "doping", diharapkan juga ketika menjalani tes urine, tidak didapati adanya tanda-tanda mengidap HIV/AIDS.

"Di usia yang seperti ini, biasanya emosi jiwa belum dapat dijaga dengan baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan ketakwaan supaya bisa mengendalikan diri," katanya.

Senada dengan Elia Loupatty, Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Provinsi Papua Yusuf Yambe Yabdi mengatakan penggunaan "doping" benar-benar harus dihindari.

"Terkait `doping` ini memang salah satu hal yang harus ditekankan sehingga apa yang sudah disampaikan oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua Elia Loupatty merupakan hal yang positif," katanya.

Yusuf menjelaskan sejak awal, jika pelajar memang hendak masuk dalam dunia olahraga, sebaiknya tidak menggunakan "doping" karena harus benar-benar mencapai sebuah prestasi melalui suatu pengolahan tubuh.

"Olah fisik yang diproses melalui proses latihan teratur maka akan menghasilkan prestasi khususnya pada ajang Popnas dan PON 2020, di mana tentunya akan memberikan masa depan yang baik bagi atlet tersebut melalui olahraga," ujarnya.

Dia menambahkan sedangkan untuk tes urin sendiri, sudah dilakukan oleh pihaknya dengan membentuk tim teknis khusus di luar Disorda yang terdiri dari Universitas Cenderawasih, KONI dan profesional untuk mengawal Popnas tersebut. (*)

Pewarta : Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024