Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengecam pelaku pemerkosaan terhadap  seorang anak perempuan berusia tujuh tahun di Kompleks BTN Wali Kota, Kelurahan Asano, Distrik Abepura, Kota Jayapura, beberapa hari lalu.

Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua Elia Loupatty, di Jayapura, Rabu, mengatakan kasus-kasus ini sebenarnya juga terkait dengan keberadaan media yang terlalu terbuka dan tidak dapat mengendalikannya secara baik.

"Untuk itu, peran keluarga inti kembali harus diingatkan agar memastikan keberadaan anggota keluarganya masing-masing sehingga hal seperti ini dapat dihindari," katanya.

Menurut Elia, orang tua khususnya harus selalu mengecek dan mengawasi posisi anak-anaknya berada di mana, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab untuk berbuat jahat.

"Oknum-oknum yang berbuat jahat ini juga selain merusak masa depan generasi penerus Papua, juga membuat citra Bumi Cenderawasih rusak yakni menjadi tempat yang tidak aman," ujarnya.

Dia menuturkan ke depannya, pengawasan di lingkungan keluarga harus diperhatikan dan pengamanan hingga ke lingkup masyarakat paling rendah yakni RT dan RW juga harus pula ditingkatkan.

Sebelumnya, pada Sabtu pekan kemarin seorang anak kecil berusia 7 tahun diperkosa di Kompleks BTN Wali Kota oleh orang tak dikenal.

Anak tersebut ditemukan oleh warga setempat dalam keadaan tak sadarkan diri, sehingga segera dilarikan ke RSUD Abepura guna mendapatkan pertolongan. (*)

Pewarta : Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024