Jayapura (Antaranews papua) - Presiden Joko Widodo memastikan pengembangan Pelabuhan Samabusa, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, akan dikerjakan secara bersama-sama oleh pemerintah dan pihak swasta.
"Pelabuhan kargonya nanti 2018 akan mulai dibesarkan, termasuk juga untuk terminal penumpang juga akan dikerjasamakan dengan swasta," ujar Presiden Jokowi ketika meninjau Pelabuhan Samabusa, Kamis.
Ia menjelaskan keberadaan Pelabuhan Samabusa sangat penting karena tidak hanya melayani keluar-masuknya barang untuk Kabupaten Nabire saja, tetapi juga enam kabupaten di sekitarnya (Intan Jaya, Paniai, Deiyai, Dogiyai, Waropen dan Membramo Raya).
"Ke depan ini betul-betul menjadi pelabuhan bagi enam kabupaten di sekitar Nabire. Saya kira kalau itu dikerjakan semua akan bertumpu pada Pelabuhan Nabire," kata dia.
Presiden yang melihat langsung kondisi Pelabuhan Samabusa menganggap masih banyak hal yang harus dibenahi di lokasi tersebut. Karenanya kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta dianggap sangat tepat sehingga prosesnya bisa dilakukan lebih cepat.
"Masih banyak yang harus kita kerjakan, satu per satu akan kita selesaikan. Swasta kalau mau masuk ke sini bagus, mereka membawa peralatan sendiri itu bagus," ujarnya lagi.
Tidak hanya untuk distribusi logistik, keberadaan Pelabuhan Samabusa juga dianggap Presiden penting untuk memancing minat investor datang ke Nabire.
"Kalau ini sudah bisa berjalan bersama, itu artinya secara bisnis bahwa masuk ke Nabire itu layak. Nanti harus ada usaha dari swasta untuk membawa produk dari sini keluar, kalau tidak bisa tidak untung. Pasti hitung-hitungannya seperti itu," kata dia.
Presiden pun menyebut ada beberapa komoditas yang dihasilkan di Nabire dan kabupaten sekitarnya, yang sangat potensial untuk dijual ke pasar global.
"Tadi pak bupati sudah menyampaikan ada beberapa produk dari sini yang biasa dikirim ke Surabaya, seperti ikan, kayu, jeruk. Saya kira banyak peluang sehingga swasta melihat feasible untuk dia maju di sini," katanya.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo datang ke Nabire sejak 20 Desember 2017. Dalam kunjungannya kali ini, Presiden telah meninjau lokasi pembangunan Bandara Internasional Douw Ataruri, meresmikan PLTMG Nabire 20 MW.
Sementara pada 21 Desember 2017, selain meninjau Pelabuhan Samabusa, Presiden sebelumnya telah mengunjungi RSUD Nabire.
Pada Kamis siang, Presiden beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo, bertolak ke Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. (*)
"Pelabuhan kargonya nanti 2018 akan mulai dibesarkan, termasuk juga untuk terminal penumpang juga akan dikerjasamakan dengan swasta," ujar Presiden Jokowi ketika meninjau Pelabuhan Samabusa, Kamis.
Ia menjelaskan keberadaan Pelabuhan Samabusa sangat penting karena tidak hanya melayani keluar-masuknya barang untuk Kabupaten Nabire saja, tetapi juga enam kabupaten di sekitarnya (Intan Jaya, Paniai, Deiyai, Dogiyai, Waropen dan Membramo Raya).
"Ke depan ini betul-betul menjadi pelabuhan bagi enam kabupaten di sekitar Nabire. Saya kira kalau itu dikerjakan semua akan bertumpu pada Pelabuhan Nabire," kata dia.
Presiden yang melihat langsung kondisi Pelabuhan Samabusa menganggap masih banyak hal yang harus dibenahi di lokasi tersebut. Karenanya kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta dianggap sangat tepat sehingga prosesnya bisa dilakukan lebih cepat.
"Masih banyak yang harus kita kerjakan, satu per satu akan kita selesaikan. Swasta kalau mau masuk ke sini bagus, mereka membawa peralatan sendiri itu bagus," ujarnya lagi.
Tidak hanya untuk distribusi logistik, keberadaan Pelabuhan Samabusa juga dianggap Presiden penting untuk memancing minat investor datang ke Nabire.
"Kalau ini sudah bisa berjalan bersama, itu artinya secara bisnis bahwa masuk ke Nabire itu layak. Nanti harus ada usaha dari swasta untuk membawa produk dari sini keluar, kalau tidak bisa tidak untung. Pasti hitung-hitungannya seperti itu," kata dia.
Presiden pun menyebut ada beberapa komoditas yang dihasilkan di Nabire dan kabupaten sekitarnya, yang sangat potensial untuk dijual ke pasar global.
"Tadi pak bupati sudah menyampaikan ada beberapa produk dari sini yang biasa dikirim ke Surabaya, seperti ikan, kayu, jeruk. Saya kira banyak peluang sehingga swasta melihat feasible untuk dia maju di sini," katanya.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo datang ke Nabire sejak 20 Desember 2017. Dalam kunjungannya kali ini, Presiden telah meninjau lokasi pembangunan Bandara Internasional Douw Ataruri, meresmikan PLTMG Nabire 20 MW.
Sementara pada 21 Desember 2017, selain meninjau Pelabuhan Samabusa, Presiden sebelumnya telah mengunjungi RSUD Nabire.
Pada Kamis siang, Presiden beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo, bertolak ke Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. (*)