Jayapura (Antara Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan pada 2017, Kota Jayapura mengalami inflasi sebesar 2,41 persen.

"Inflasi yang terjadi di Kota Jayapura disebabkan adanya kenaikan indeks dari 128,65 pada Desember 2016 menjadi 131,75 pada Desember 2017," ujar Kepala BPS Papua, Simon Sapari, di Jayapura, Selasa.

Ia memaparkan selama 2017, Kota Jayapura mengalami delapan bulan inflasi dan empat bulan deflasi.

"Inflasi bulanan di Kota Jayapura tertinggi terjadi pada Desember yaitu sebesar 2,28 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi pada Juli sebesar 1,13 persen," kata dia.

Simon menyebut komoditas-komoditas dominan penyumbang inflasi pada 2017 adalah, angkutan udara, tarif listrik, mobil, roti tawar, kangkung, bensin, ikan kembung dan lain-lain.

Sementara komoditas yang dominan menahan laju inflasi pada periode tersebut adalah, ekor kuning, semen, cabai rawit, bawang merah, gula pasir, telur ayam ras dan lain-lain.

Menurut dia adanya musim liburan sekolah dan perayaan Hari Raya pada pertengahan dan penghujung tahun memberikan dampak terhadap pada tingginya harga tiket pesawat udara serta pada beberapa komoditas bahan makanan.

Inflasi tahunan Kota Jayapura yang sebesar 2,41 persen menempati urutan peratam baik di tingkat nasional maupun tingkat Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua). (*)

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024