Pemerintah Provinsi Papua bakal melakukan penjajakan terhadap provinsi yang surplus bawang putih untuk mengendalikan stabilitas harga tersebut menjelang Hari Raya Idul Fitri 2024 di Bumi Cenderawasih.
Plt Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Suzana Wanggai di Jayapura, Rabu, mengatakan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Papua inflasi Papua pada Maret 2024 secara y-on-y sebesar 1,98 persen.
"Salah satu penyumbang inflasi ada pada komoditas tani yakni bawang putih sehingga kami akan menjajaki provinsi yang surplus," katanya.
Menurut Suzana, saat ini harga bawang putih di Provinsi Papua masih tergolong normal meski mengalami kenaikan dari Rp35 ribu per kilo menjadi Rp60 ribu.
"Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat agar bijak dalam berbelanja dan jangan terlalu berlebihan baik itu pada bawang putih ataupun komoditas lainnya," ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik Papua Adrina Helena Carolina mengatakan kondisi inflasi Provinsi Papua pada Maret 2024 secara y-on-y sebesar 1,98 persen hal ini dikarenakan terjadinya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya komoditas.
“Pada Maret 2024 komoditas yang dominan memberikan andil sumbangan inflasi y-on-y antara lain beras, angkutan udara, tomat, sigaret kretek mesin (SKM), bawang putih, emas perhiasan," katanya.
Menurut Adriana, selain itu juga ada pada kelompok pengeluaran seperti kelompok pendidikan sebesar 7,49 persen, kemudian kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,54 persen lalu kelompok makanan, minuman, tembakau sebesar 3,09 persen dan kelompok transportasi sebesar 3,02 persen.
“Lalu ada juga kelompok kesehatan sebesar 1,66 persen, kelompok transportasi sebesar 3,02 persen, dan minuman atau restoran sebesar 1,26 persen,” ujarnya.