Wamena (Antaranews Papua) - Aktivitas penerbangan penumpang dan kargo di Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, kembali normal pascaevakuasi "exhaust" pesawat Jayawijaya Dirgantara yang terlepas di landasan pacu bandara tersebut.
Pelaksana Harian Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Wamena Eddy Hallatu di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Jumat, mengatakan "exhaust" pesawat kargo jenis boeing 737 itu terlepas setelah pesawat mendarat.
"Exhaust" merupakan bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas, melangsungkan arus gas panas ke belakang, mencegah terjadinya turbulence, dan memberikan kecepatan tinggi kepada gas keluar dari bagian pembuangan.
"Pada saat "tats" di situlah terjadi, `exhaust` sebelah kanan lepas dan pesawat belok ke sebelah kiri ranway," katanya.
Ia mengatakan beberapa menit setelah insiden yang terjadi Jumat (25/5) pukul 02.10 WIT itu, beberapa penerbangan pergi dan datang langsung ditutup.
Seharusnya dengan kondisi badan pesawat yang masih berada di pinggiran landasan pacu, penerbangan dihentikan namun karena di Jayawijaya hanya mengandalkan transportasi melalui jalur udara sehingga penerbangan sudah diizinkan.
"Tadi pukul 04.00 WIT kita buka bandara jadi kondisi normal. Yang tertahan akibat insiden ini adalah satu pesawat penumpang, satu kargo, herkules dan beberapa yang balik dari Jayapura," katanya.
Pesawat yang dipiloti oleh Pius R dan copilot Aptiron Lokbere bersama seorang mekanik bernama Kenedi, tidak menelan korban jiwa atau semua kru itu selamat.
"Kondisi barang yang kami dapatkan di dalam (yang diangkut pesawat) sementara adalah beras bulog dan beberapa barang campuran," katanya.
Eddy menambahkan bahwa pihak bandara telah melakukan koordinasi dengan tim audit yang akan turun untuk melihat kondisi pesawat tersebut apakah masih bisa digunakan atau tidak.
Pesawat kargo ini tergelicir tidak jauh dari lokasi tergelincirnya pesawat Kargo TRIMG seri 300 yang terjadi pada 18 Juli 2017 lalu.
Berdasarkan pantauan di lapangan, aktivitas penerbangan sudah kembali lancar walau di sudut landasan pacu masih terdapat sisa bangkai pesawat TRIMG dan badan pesawat Jayawijaya Dirgantara. (*)
Pelaksana Harian Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Wamena Eddy Hallatu di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Jumat, mengatakan "exhaust" pesawat kargo jenis boeing 737 itu terlepas setelah pesawat mendarat.
"Exhaust" merupakan bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas, melangsungkan arus gas panas ke belakang, mencegah terjadinya turbulence, dan memberikan kecepatan tinggi kepada gas keluar dari bagian pembuangan.
"Pada saat "tats" di situlah terjadi, `exhaust` sebelah kanan lepas dan pesawat belok ke sebelah kiri ranway," katanya.
Ia mengatakan beberapa menit setelah insiden yang terjadi Jumat (25/5) pukul 02.10 WIT itu, beberapa penerbangan pergi dan datang langsung ditutup.
Seharusnya dengan kondisi badan pesawat yang masih berada di pinggiran landasan pacu, penerbangan dihentikan namun karena di Jayawijaya hanya mengandalkan transportasi melalui jalur udara sehingga penerbangan sudah diizinkan.
"Tadi pukul 04.00 WIT kita buka bandara jadi kondisi normal. Yang tertahan akibat insiden ini adalah satu pesawat penumpang, satu kargo, herkules dan beberapa yang balik dari Jayapura," katanya.
Pesawat yang dipiloti oleh Pius R dan copilot Aptiron Lokbere bersama seorang mekanik bernama Kenedi, tidak menelan korban jiwa atau semua kru itu selamat.
"Kondisi barang yang kami dapatkan di dalam (yang diangkut pesawat) sementara adalah beras bulog dan beberapa barang campuran," katanya.
Eddy menambahkan bahwa pihak bandara telah melakukan koordinasi dengan tim audit yang akan turun untuk melihat kondisi pesawat tersebut apakah masih bisa digunakan atau tidak.
Pesawat kargo ini tergelicir tidak jauh dari lokasi tergelincirnya pesawat Kargo TRIMG seri 300 yang terjadi pada 18 Juli 2017 lalu.
Berdasarkan pantauan di lapangan, aktivitas penerbangan sudah kembali lancar walau di sudut landasan pacu masih terdapat sisa bangkai pesawat TRIMG dan badan pesawat Jayawijaya Dirgantara. (*)