Jayapura (Antaranews Papua) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua mengajak pimpinan agama, adat dan mitra strategis untuk mendukung kampanye mencegah penyakit Campak dan Rubella Fase II di provinsi paling timur Indonesia itu.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Papua Aaron Rumainum di Jayapura, Senin mengatakan Provinsi Papua telah menyelenggarakan sosialisasi lintas sektor untuk Kampanye Campak Rubella Fase II pada 5 Juni 2018.

Ajakan itu mengemuka dalam pertemuan antara pimpinan agama, adat dan mitra strategis lainnya dalam mendukung mendukung pencegahan campak-rubella di Provinsi Papua tahun ini, yang berlangsung di salah satu hotel ternama di Abepura, Kota Jayapura.

"Kegiatan ini merupakan follow up untuk mempertajam koordinasi lintas sektor, terutama untuk sektor pendidikan dan agama yang memegang peranan penting dalam keberhasilan imunisasi massal," kata Aaron yang juga menjadi ketua panitia kegiatan tersebut.

Menurut Aaron, kampanye pencegahan campak-rubella di Papua menyasar kurang lebih satu juta anak usia sembilan bulan sampai kurang dari 15 tahun. Sasaran yang harus dicapai untuk mendapatkan kekebalan komunitas adalah di atas 95 persen.

Untuk dapat menyukseskan kampanye ini, kata dia, partisipasi masyarakat sangat penting guna memastikan bahwa setiap anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun mendapatkan imunisasi campak dan rubella sebagai bagian dari pemenuhan hak mereka atas hidup dan tumbuh kembang.

Peran serta pimpinan agama dan adat serta mitra strategis lainnya sangat dibutuhkan untuk mendorong partisipasi masyarakat demi kesehatan dan masa depan generasi penerus Papua dan bangsa Indonesia.

"Untuk itu Dinkes Papua dengan dukungan dari Unicef sebagai mitra dan Yayasan Amalia Abadi melaksanakan pertemuan antara pimpinan agama, adat dan mitra strategis dalam mendukung imunisasi massal campak-rubella Fase II di Provinsi Papua," katanya.

Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kecatatan dan kematian akibat penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi dalam hal ini campak dan rubella. Mengendalikan campak dan rubella pada 2020.

Tujuan lainnya adalah tercapaiannya kesepahaman mengenai peran agama, adat dan mitra lainnya dalam mendorong partisipasi masyarakat.

Menurut dia, perlu ditandatanganinya kesepakatan serta peranan imbauan kepada seluruh pimpinan agama, seluruh umat beragama serta pimpinan adat dan masyarakat adat di seluruh kabupaten/kota untuk turut serta dalam upaya menyukseskan kampanye imunisasi massal campak dan rubella di Provinsi Papua.

Peserta yang hadir dalam momentum itu berjumlah 50 orang, dengan narasumber Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Unicef, pimpinan agama yang diwakili oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Kemudian ada juga dari Keuskupan Jayapura dan Nahdlatul Ulama (NU). Diharapkan setelah pertemuan didapatkan peran para pimpinan agama, adat dan mitra strategis lainnya memberi imbauan kepada seluruh masyarakat untuk mendukung pelaksanaan imunisasi massal campak dan rubella di seluruh Provinsi Papua.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan dr Anung Sugihantono menyebutkan guna meningkatkan daya saing bangsa, meningkatkan kemampuan masyarakat Papua dengan memberikan kekebalan, yakni Measles Rubella (MR) yang akan dilaksanakan di seluruh Indonesia, selain Pulau Jawa pada Agustus dan September 2018.

"Tahun lalu kami menyelenggarakan kampanye introduksi MR ini di Pulau Jawa, dan tahun ini kami menyelenggarakan di 26 Provinsi di Tanah Air di luar pulau Jawa termasuk di Papua," ujarnya.

Ia menambahkan, diketahui bersama bahwa yang melakukan imunisasi MR adalah petugas kesehatan, namun secara teknis menghadirkan orang di fasilitas pelayanan kesehatan dan pemahaman yang sama maka diperlukan keterpaduan lintas sektor khususnya para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan semua orang yang berkepentingan di dalam kegiatan ini secara operasional.

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024