Timika (Antaranews Papua) - Sekretaris Eksekutif Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Abraham Timang menilai lulusan ilmu eksakta pada jenjang strata satu (S-1) mudah memperoleh pekerjaan di daerah ini.

"Dari hasil evaluasi, teryata ada bidang atau jurusan tertentu, yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan, seperti ekonomi dan hukum. Jumlah sarjana penerima program beasiswa LPMAK cukup banyak yang belum mendapatakan pekerjaan, baik sebagai PNS maupun di perusahaan swasta," kata Abraham, di Timika, Senin.

Dari kondisi tersebut, maka LPMAK Timika akan mengubah sistim pemberian beasiswa kepada mahasiswa pada 2019.

LPMAK adalah lembaga pengelolah dana kemitraan PT Freeport Indonesia yang hampir setiap tahun memprogramkan beasiswa bagi ratusan anak suku Amungme, Kamoro dan lima suku kekerabatan lain di berbagai jenjang baik di Papua, di luar Papua, bahkan luar negeri.

Hampir setiap tahunnya sebanyak 100-an anak menamatkan jenjang S-1 dari program beasiswa LPMAK dan bekerja di beberapa bidang, baik pemerintahan dan swasta yang ada di Mimika maupun beberapa daerah di Papua.

Kendati demikian, menurut Abraham, angka pengangguran juga relatif tinggi sebab banyak sarjana yang berasal dari latar belakang keilmuan non eksakta tidak mudah memperoleh pekerjaan baik di instansi pemerintah maupun sektor swasta seperti perusahaan-perusahaan di Timika.

Untuk itu, LPMAK pada 2019 akan lebih banyak mendorong penerima beasiswa untuk menempuh pendidikan di sejumlah jurusan ilmu eksakta seperti jurusan pertambangan atau geologi, pertanian, dan pertanahan, kecuali untuk jurusan non eksakta lain yang dianggap penting seperti keguruan dan kesehatan.

"Dari hasil evaluasi, jurusan keguruan dan kesehatan selesai menempuh kuliah, lapangan kerja sudah menunggu," ujarnya.

Abraham juga mengatakan, setiap tahunnya LPMAK mengeluarkan anggaran untuk program beasiswa bagi mahasiswa Rp10-15 miliar dengan kuota 800 mahasiswa.

"Kami pada 2019 tidak lagi mengakomodir penerima beasiswa dari jurusan non eksakta. Ini keputusan dari rapat Badan Musyawarah (BM) dan Badan Pengurus (BP). Kami yang di sekretariat LPMAK hanya bisa menjalankan keputusan tersebut," katanya.

Selain itu, LPMAK juga selektif terkait perguruan tinggi negeri maupun swasta yaitu minimal terakreditasi B. Sebab belakangan Menristek dan Dikti tidak mengakui hampir 200-an PT di beberapa tempat di Indonesia.

Kalau ada mahasiwa yang kulian di universitas tersebut, akan menjadi catatan sendiri dan tidak diakomodir lagi. Percuma juga kalau itu dibiayai, tetapi ijasahnya tidak diakui, kata Abraham.

Pewarta : Jeremias Rahadat
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024