Jayapura (Antaranews Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan penurunan harga bahan makanan selama September 2018 menyebabkan Kabupaten Merauke mengalami deflasi sebesar 0,94 persen atau terjadi penurunan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 138,65 menjadi 137,34.

"Deflasi yang dialami Merauke membuat daerah tersebut menempati urutan ke-77 nflasi tertinggi di tingkat nasional dan ke-14 di tingkat Sulampua (Sulawesi Maluku dan Papua)," ucap Kepala Bidang Distribusi Statistik BPS Papua Bambang Wahyu Ponco Aji, di Jayapura, Senin.

Ia menyebut dari tiga kelompok pengeluaran barang dan jasa (total tujuh kelompok), kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeks tertinggi, yaitu 3,42 persen, lalu kelompok kesehatan 0,67 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,07 persen.

Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menjadi kelompok pengeluaran barang dan jasa yang mengalami kenaikan indeks tertingg, yaitu 0,70 persen.

"Untuk kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sama sekali tidak mengalami perubahan indeks," kata dia.

Bambang menambahkan faktor pendorong terjadinya deflasi di Merauke pada September 2018 adalah penurunan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara lain ikan kembung, kangkung, kacang panjang, bawang merah, dan cabai rawit.

Sedangkan komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain, ikan mujair, beras, nasi dengan lauk, angkutan udara, ikan goreng, dan lain-lain.

Untuk inflasi tahun kalender Merauke di bperode tersebut sebesar 2,67 persen dan inflasi year on year (September 2018 terhadap September 2017) sebesar 4,43 persen.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024