Jayapura (Antaranews Papua) - Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua Frits Ramandey menyebutkan bahwa sejumlah pertikaian yang terjadi di beberapa daerah di Bumi Cenderawasih karena konflik sosial yang berujung pada kepentingan tertentu.

"Kalau konflik-konflik itu konflik sosial yang berhubungan dengan konflik kepentingan," kata Frits Ramandey usai mengikuti rapat Forkompimda di Mapolda Papua, Kota Jayapura, Selasa.

Namun, kata mantan wartawan Tabloid Jubi, konflik sosial itu harus segera diredam agar tidak meluas yang bisa mengorbankan masyarakat.

Hal inipun langsung ditindaklanjuti oleh Polda Papua serta jajarannya yang dibantu oleh TNI dengan mengambil tindakan yang tegas dan terukur.

Seperti mengamankan dua oknum warga yang diduga sebagai aktor intelektual di balik terjadinya pertikaian warga di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, pekan lalu.

"Untuk Oksibil kita dukung agar proses hukum sampai tuntas, untuk dua aktor yang `diambil` itu," katanya.

Ini merupakan kemajuan yang baik ditempuh oleh polisi. "Karena selama ini polisi cenderung `ambil` siapa yang bakar, bahwa yang bakar perlu dibawa, itu harus, tapi aktor intelektual ini harus dicari," katanya.

Menurut dia, yang dilakukan oleh Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin beserta jajarannya di lapangan dengan segera mencari aktor intelektual di Oksibil merupakan hal yang luar biasa karena bisa langsung menghentikan pertikaian yang terjadi.

Selama ini susah sekali untuk menangkap para aktor intelektual yang membuat masyarakat jadi korban.

"Ini prestasi yang luar biasa untuk menjadi pilot project terhadap kasus lainnya, harus dicari aktor intelektual untuk memutus kekerasan yang terjadi, karena rantai kekerasan ini ada kepentingan ekonomi dan politik, yang disana rakyat sipil dikorbankan," katanya.

Mengenai adanya korban tembak di Yahukimo karena tindakan tegas kepolisian setempat, Frits mengatakan hal itu tentunya polisi merujuk pada protap dalam menindaklanjuti kasus di lapangan dan hal ini sudah diungkapkan oleh Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin dalam rapat Forkompimda.?

Sementara kasus di Puncak Jaya yang dikabarkan ada rakyat sipil yang menjadi korban tembak tetapi belum diketahui siapa yang pelakunya, kata Sekretaris Gereja GKI Maranatha Polimak II, Kota Jayapura itu tentunya akan ditelusuri.

Ini tugas terpenting dan berat bagi Komnas HAM Papua. "Tapi kita juga harus lihat bagaimana polisi bekerja di lapangan bahwa mereka bertindak terukur dan tegas, lihat yang di Oksibil ada polisi yang kena panah," katanya.

Polisi tidak bertindak brutal dan berlebihan bahkan merendah. "Ini sebuah prinsip yang harus dikembangkan dan pendekatan humanis perlu jadi kurikulum bagi kepolisian," katanya.

Korban tembak
Menyangkut korban tembak yang masih menjadi tarik ulur di Puncak Jaya, Frits mengaku bahwa hal itu masih menjadi `PR` bagi institusinya dan segera mungkin hal itu harus diselesaikan

"Tugas Komnas HAM yang paling terpenting dan terberat sekarang di Papua adalah kita sedang berusaha mencari siapa yang distribusi peluru. Kami sudah punya dua data dan terbukti ada oknum yang terlibat dalam proses penjualan amunisi, oknum aparat," katanya.

"Seperti dalam kasus Timika, saya sudah jelaskan kepada Pangdam Cenderawasih pada pertemuan tadi bahwa hasil investigasi Komnas HAM demikian. Kami meminta Pangdam agar pelakunya dicari dan diproses, dia tidak disersi tapi aktif dan diduga telah menjual beberapa kali," katanya.

Dalam beberapa waktu belakangan ini di pegunungan tengah Papua terjadi sejumlah pertikaian warga, seperti di Pegunungan Bintang terjadi bentrok antardua kelompok warga hingga menyebabkan dua polisi kena panah dan beberapa warga luka-luka.

Di Puncak Jaya, karena adanya pergantian kepala kampung berujung bentrok antarwarga dan dikabarkan ada sejumlah orang meninggal dan beberapa diantaranya tewas karena tembak.

Di Jayawijaya, karena terjadi penganiayaan terhadap seorang mama-mama Papua, dua kelompok warga terlibat pertikaian sehingga ada yang tewas dari kasus tersebut.

Terakhir, di Yahukimo karena persoalan laka lantas, berujung aksi anarkhi yang dikabarkan ada warga kena panah dan satu tewas.

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024