Jayapura (Antaranews Papua) - Direktur Utama PDAM Jayapura Entis Sutisna mengatakan kini Kota Jayapura mengalami krisis air bersih akibat debit air di 10 sumber air mengalami penurunan.

"Penurunan debit air terjadi di semua sumber air yang dikelola PDAM Jayapura, akibat terjadinya perambahan hutan, serta pencurian air. Akibatnya dari produksi normal 895 liter/detik menurun sekitar 50 persen," kata Sutisna kepada Antara di Jayapura, Rabu.

Ia mengatakan dari pengecekan yang dilakukan terungkap sudah ada sumber air yang debitnya sudah turun hingga 40 persen yakni di Entrop dari 90 liter/detik tinggal 40 liter/detik.

Menurut dia, penurunan potensi sumber air itu disebabkan terjadinya perambahan hutan yang dilakukan masyarakat disekitar kawasan tangkapan air serta pencurian air dengan cara menjebol pipa pdam.

Khusus perambahan hutan, kata Sutisna, hampir semua kawasan yang menjadi daerah tangkapan air sudah rusak akibat penebangan yang dilakukan masyarakat.

Apabila tidak segera ditangani maka dikhawatirkan krisis air bersih akan terus berlanjut.

"Mudah-mudahan tokoh masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (lsm) yang bergerak dibidang lingkungan dapat membantu agar hutan kembali dijaga sehingga tidak lagi terjadi perambahan dan pencurian air atau sambungan liar,"  ujar Sutisna.

Ketika ditanya cara mengatasi berkurangnya debit air, Ia mengatakan pihaknya akan melakukan pengiliran distribusi sehingga distribusi air bersih tetap dapat dilakukan.

PDAM Jayapura terpaksa melakukan pengiliran pelayanan air sesuai jadwal karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan 24 jam, akibat keterbatasan air bersih.

"Kini, tercatat 32.800 pelanggan PDAM Jayapura," kata Entis Sutisna.

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024