Jayapura (Antaranews Papua) - Yonif Para Raider 501 Kostrad menyita sebanyak 40 kilogram ganja selama sembilan bulan bertugas sebagai bagian dari Satuan tugas (Satgas) pengamanan perbatasan (Pamtas) RI-Papua Nugini (PNG)  di wilayah selatan Papua.

Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) Para Raider 501 Kostrad Letkol Inf Anthoni Chandra usai mengikuti upacara penerimaan dan pelepasan satgas pamtas wilayah Korem 172/PWY di Kompleks Buper Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Senin mengatakan ganja sebanyak itu disita dari kegiatan patroli rutin kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian untuk menindaklanjutinya sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

"Totalnya semua itu 40,3 KG dan terakhir pada 13 November 2018 kami amankan 4,5 KG ganja," katanya menjawab pertanyaan wartawan.

Selain ganja, pihaknya juga menyita kulit kayu masohi sebanyak 767 kg, minuman keras 556 botol, kayu ilegal beragam jenis 303 batang, fanili seberat 475 KG, gaharu dan juga sirip ikan hiu, yang tidak dilengkapi dokumen resmi saat melintasi kawasan perbatasan RI-PNG.

"Semua ini kami amankan dengan tersangkanya dan kami limpahkan kepada kepolisian setempat. Dan yang bersifatnnya bisa melengkapi dokumen bea cukai kami tidak amankan, karena itu mendatangkan income untuk negara," katanya.
   
Menyinggung soal suka dan duka selama bertugas di wilayah perbatasan RI-PNG, Anthoni mengaku bahwa selama melaksanakan tugas negara semuanya itu dibawa dengan santai dan penuh tanggungjawab, karena lebih banyak suka dari pada duka.
   
"Papua ini tempat yang menarik, lebih banyak suka daripada dukanya. Masyarakat asli orang Papua sangat baik, tergantung pembawaan diri kita dengan mereka. Dan selama bertugas, akhirnya saya bisa tahu Arso, Kampung Pitewi, Yeti, Skopro Lama dan Skopro Baru, kami juga bantu warga meski kecil nilainya," katanya.
   
Jauh dari keluarga, kata dia, yang bisa dikatakan sebagai duka tetapi dengan adanya jaringan internet yang baik dan lancar, maka hal itu bisa terobati melalui berbagai aplikasi media sosial.
   
"Yang paling berkesan itu, pada 18 November 2019, saya di percayakan oleh masyarakat Arso I untuk meresmikan Taman Al Quran, ini saya tidak menyangka. Ternyata adalah kerja prajurit saya di Arso pada Pos KM 31, dan meminta saya resmikan dan berikutnya saya sama Pak Yan Z Numberi diangkat sebagai anak adat olehnya," katanya.
   
Anthoni mengaku selama bertugas di wilayah perbatasan selain berpedoman pada Sumpah Prajurit, Sapta Marga dan aturan lainnya, doa dan ibadah adalah yang utama.
   
"Semua itu kami jalankan dengan doa dan ibadah, tidak mengharapkan apapun dari masyarakat disini, yang ada kami harus membantu mereka dan itu prajurit 501 Kostrad lakukan, mulai jadi guru, melatih PBB buat anak sekolah, hingga membantu membangun rumah ibadah seperti gereja dan masjid," katanya.
   
Kini, kata dia, Yonif Para Raider 501 Kostrad akan kembali ke satuan asalnya dan ia berharap apa yang dilakukan olehnya bersama anggitanya bisa menjadi kenangan bagi masyarakat perbatasan.
   
"TNI kuat bersama rakyat dan kami lahir dari rakyat. Tugas di Papua sangat mengasyikan jauh dari kesan yang kami terima. Terima kasih untuk masyarakat perbatasan dan Papua pada umumnya," katanya.

Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha adalah yonif lintas udara yang tergabung dalam Brigif Linud 18/Trisula Kostrad. Merupakan Batalyon pemukul, tidak hanya bagi Kostrad (sebagai induk Yonif 501 ini) namun juga bagi TNI Angkatan Darat, yang bermarkas di Jalan Urip Sumoharjo No 60, Madiun, Jawa Timur.

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024