Jayapura (Antaranews Papua) - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Papua dengan dukungan USAID mendorong upaya penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan serta anak di Bumi Cenderawasih.

Ketua TP PKK Provinsi Papua Yulce Enembe, di Jayapura, Selasa, mengatakan dalam rangka memperingati 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan, pihaknya bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB), Dinas Kesehatan, mitra NGO atau LSM dengan dukungan USAID mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengupayakan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak dimulai dari diri sendiri.

"Gerakan `Mulai dari sa" terdiri dari langkah yang dilakukan untuk mencegah segala bentuk kekerasan yaitu tidak melakukan kekerasan dalam bentuk apapun, di mana perempuan dan laki-laki diciptakan untuk mendapatkan hak serta kesempatan yang sama," kata Yulce yang merupakan istri dari Gubernur Papua Lukas Enembe.

Menurut Yulce, selain itu, pada gerakan tersebut juga diimbau untuk membawa korban kekerasan terlebih dahulu ke layanan kesehatan guna mendapatkan penanganan yang tepat terutama jika terjadi luka dan lain sebagainya.

"Jika mengalami, melihat kekerasan, berani bilang stop dan laporkan pelaku kepada pihak berwajib," ujarnya.

Dia menjelaskan mari bersama-sama membangun rumah atau honai ?di Tanah Papua yang penuh damai, saling menghormati demi masa depan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia laki-laki dan perempuan yang bebas dari rasa takut juga kekerasan.

"Survei yang dilakukan oleh UNDP pada 2016 di empat kabupaten yaitu Jayawijaya, Jayapura, Manokwari dan Sorong menyebutkan tiga dari lima perempuan pernah mengalami paling tidak satu bentuk kekerasan fisik atau seksual, satu dari tiga perempuan pernah mengalami kekerasan emosional, tiga dari empat perempuan pernah mengalami tekanan atau perilaku dikendalikan oleh laki-laki," katanya lagi.

Dia menambahkan laporan ini juga menyebutkan bahwa sebanyak 13 persen perempuan melaporkan pernah dipaksa berhubungan seks sejak usia 15 tahun oleh orang selain pasangan intimnya, di mana dari sisi frekuensi, secara keseluruhan, satu dari tujuh laki-laki pernah melakukan suatu bentuk perkosaan terhadap pasangan atau bukan pasangan, setidaknya sekali dalam hidupnya.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024