Timika (ANTARA News Papua) - Jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, mengajak aparat kelurahan hingga RT setempat melakukan upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui gerakan pembersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Mimika, Obed Tekege di Timika, Kamis, mengatakan jajarannya juga mengajak partisipasi seluruh masyarakat Kota Timika untuk terlibat dalam kegiatan `Jumat Pagi Bersih Lingkungan/Jumpa Berlin` serta memeriksakan diri pada fasilitas pelayanan kesehatan jika mengalami kondisi demam.
"Sampai sekarang memang belum ada penetapan status kejadian luar biasa/KLB kasus DBD di Mimika, namun dengan jumlah kasus yang terus meningkat sekarang ini maka sesungguhnya sudah terjadi KLB DBD di Mimika," ujarnya.
Ia mengemukakan jumlah kasus DBD yang dilaporkan oleh berbagai rumah sakit di Mimika sebanyak 20 kasus yaitu Rumah Sakit Tembagapura sebanyak 14 kasus, RSUD Mimika sebanyak empat kasus dan dua kasus lainnya dilaporkan oleh Klinik Kuala Kencana.
Menyikapi semakin meningkatnya kasus DBD di Mimika, Dinkes setempat kini terus melakukan advokasi pencegahan kasus demam berdarah di berbagai kelurahan di Kota Timika.
Pada Kamis siang, jajaran Dinkes Mimika bersama Puskesmas Timika menggelar kegiatan advokasi pencegahan kasus demam berdarah di Kantor Kelurahan Kebun Sirih.
Kegiatan serupa rencananya akan digelar di Kelurahan Perintis, Timika Indah dan Wanagon.
Selain itu, Dinkes Mimika juga telah melakukan fogging di beberapa titik di Kota Timika.
"Kami juga sudah mengirim surat ke gereja-gereja dan rumah-rumah ibadah lainnya untuk mengimbau masyarakat Kota Timika agar mewaspadai meningkatnya kasus demam berdarah ini dengan ikut berperan aktif membersihkan lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka," terang Obed.
Mengingat peralatan fogging di Timika sangat terbatas, Dinkes setempat telah mengajukan permintaan tambahan peralatan tersebut ke Dinkes Provinsi Papua di Jayapura.
"Kami juga meminta peralatan pengecek demam berdarah/RDT untuk kepentingan pemeriksaan laboratorium beserta bubuk abate karena persediaan di Timika sekarang kosong," jelasnya.
Hampir seluruh pasien yang terinfeksi DBD di Mimika yang dilaporkan mengalami penularan lokal atau terkena gigitan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk pembawa virus dengue di Timika.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Mimika, Obed Tekege di Timika, Kamis, mengatakan jajarannya juga mengajak partisipasi seluruh masyarakat Kota Timika untuk terlibat dalam kegiatan `Jumat Pagi Bersih Lingkungan/Jumpa Berlin` serta memeriksakan diri pada fasilitas pelayanan kesehatan jika mengalami kondisi demam.
"Sampai sekarang memang belum ada penetapan status kejadian luar biasa/KLB kasus DBD di Mimika, namun dengan jumlah kasus yang terus meningkat sekarang ini maka sesungguhnya sudah terjadi KLB DBD di Mimika," ujarnya.
Ia mengemukakan jumlah kasus DBD yang dilaporkan oleh berbagai rumah sakit di Mimika sebanyak 20 kasus yaitu Rumah Sakit Tembagapura sebanyak 14 kasus, RSUD Mimika sebanyak empat kasus dan dua kasus lainnya dilaporkan oleh Klinik Kuala Kencana.
Menyikapi semakin meningkatnya kasus DBD di Mimika, Dinkes setempat kini terus melakukan advokasi pencegahan kasus demam berdarah di berbagai kelurahan di Kota Timika.
Pada Kamis siang, jajaran Dinkes Mimika bersama Puskesmas Timika menggelar kegiatan advokasi pencegahan kasus demam berdarah di Kantor Kelurahan Kebun Sirih.
Kegiatan serupa rencananya akan digelar di Kelurahan Perintis, Timika Indah dan Wanagon.
Selain itu, Dinkes Mimika juga telah melakukan fogging di beberapa titik di Kota Timika.
"Kami juga sudah mengirim surat ke gereja-gereja dan rumah-rumah ibadah lainnya untuk mengimbau masyarakat Kota Timika agar mewaspadai meningkatnya kasus demam berdarah ini dengan ikut berperan aktif membersihkan lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka," terang Obed.
Mengingat peralatan fogging di Timika sangat terbatas, Dinkes setempat telah mengajukan permintaan tambahan peralatan tersebut ke Dinkes Provinsi Papua di Jayapura.
"Kami juga meminta peralatan pengecek demam berdarah/RDT untuk kepentingan pemeriksaan laboratorium beserta bubuk abate karena persediaan di Timika sekarang kosong," jelasnya.
Hampir seluruh pasien yang terinfeksi DBD di Mimika yang dilaporkan mengalami penularan lokal atau terkena gigitan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk pembawa virus dengue di Timika.