Wamena (ANTARA) - Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer tingkat SMP di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua menggunakan metoda sif bagi peserta karena sekolah masih kekurangan komputer.

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa, mengatakan ada sekolah yang memberlakukan tiga sif, yaitu pagi, siang, dan sore agar seluruh peserta bisa melaksanakan ujian tersebut.

"Hal ini menghambat, tidak bisa dilaksanakan ujian secara serentak, dan ini yang perlu kita lihat untuk menambah komputer agar tidak tergantung lagi dengan sif," kata dia.

Ia mengatakan bahwa berdasarkan pantauan di empat sekolah di daerah itu, secara umum ujian terlaksana dengan baik.

Hanya saja, katanya, sekolah pelaksana ujian berbasis komputer terkendala perangkat komputer yang memadai.

Ia mengaku belum banyak sekolah di Jayawijaya yang melaksanakan ujian berbasis komputer karena terkendala listrik dan jaringan internet.

"Mudah-mudahan tahun depan kita bisa menambah beberapa sekolah lagi agar bisa ujian menggunakan komputer. Sementara kita upayakan yang di kota dahulu karena kebanyakan yang di distrik ini tergantung dengan jaringan, listrk yang belum ada," katanya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Bambang Budiandoyo mengatakan jumlah SMP pelaksana UN di daerah itu 33 unit, namun yang menggunakan sistem komputer hanya enam sekolah.

"Sebanyak 27 sekolah lainnya itu UNKP. Tetapi bupati mendukung kita untuk pengembangan ke depan supaya UNBK bisa berjalan di semua sekolah dan kami terdorong untuk ke depan lebih baik," kata dia.

Pada hari pertama UN, Dinas Pendidikan setempat belum menerima laporan dari sekolah-sekolah terkait dengan jumlah siswa yang tidak hadir.

"Jumlah peserta UN adalah 3.309 orang dan semua ikut ujian. Secara nyata nanti pada proses berjalan akan kelihatan berapa yang tidak ikut ujian," kata dia.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024