Timika (ANTARA) - Dinas Peternakan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, menjamin ketersediaan pangan asal hewan (daging) selama bulan Ramadhan hingga Lebaran mendatang.
Kepala Dinas Peternakan Mimika Yosefin Sampelino di Timika, Kamis mengatakan persediaan daging ayam, daging sapi dan telur di Timika kini sangat cukup.
"Kami menjamin stok daging ayam, daging sapi dan telur yang tersedia di Timika saat ini mencukupi hingga Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran," kata Yosefin.
Ia menyebut kebutuhan daging ayam hingga Lebaran mendatang sebanyak 438 ton atau mengalami kenaikan dari bulan-bulan sebelumnya, dimana kebutuhan daging ayam di Timika per bulan mencapai 309 ton.
"Rata-rata konsumsi daging ayam per bulan di Timika sekitar 300-an ton. Tahun 2018 kebutuhan daging ayam di Timika tercatat sebanyak 3.710 ton," ujar Yosefin.
Sementara kebutuhan daging sapi per bulan di Timika mencapai sekitar 2 ton atau 2.000 kilogram.
"Sebelum Lebaran rencananya akan masuk lagi daging sapi ke Timika sebanyak 20 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menyambut hari raya Lebaran," katanya.
Menurut dia, daging ayam dan daging sapi untuk konsumsi masyarakat Timika sebagian besar dipasok dari luar daerah seperti Surabaya (daging ayam dan sapi) dan Merauke (daging sapi).
Adapun produksi ayam pedaging lokal di Timika baru sekitar 28 ton per bulan atau sekitar 1.000 kilogram per hari.
Berbeda dengan daging ayam dan daging sapi yang mengandalkan pasokan dari luar daerah, kebutuhan telur ayam di Timika kini sudah bisa dipenuhi dari produksi peternak lokal yang mencapai rata-rata 9 ton per hari.
"Khusus untuk telur ayam, sekarang kami tidak lagi memasok dari luar daerah untuk melindungi usaha peternakan lokal yang mencapai lebih dari 100 peternak ayam petelur lokal di Timika dan sekitarnya. Bahkan sekarang ini telur ayam yang dihasilkan para peternak lokal di Timika sudah dikirim ke kabupaten tetangga seperti Puncak, Asmat, Nduga, Intan Jaya, dan Yahukimo," ujar Yosefin.
Menghadapi hari raya Lebaran mendatang, jajaran Disnak Mimika akan melakukan pemeriksaan rutin kualitas daging yang dijual para pedagang di Timika baik di pasar-pasar, distributor maupun pusat perbelanjaan.
Pemeriksaan kualitas daging yang dijual para pedagang dilakukan secara rutin setiap dua bulan sekali.
"Setiap dua bulan sekali kami turun ke pasar dan tempat-tempat penjualan daging di Kota Timika untuk mengambil sampel guna diperiksa di lab untuk menguji cemaran mikroba maupun kandungan kimia seperti formalin dan lain-lain. Kami harus memastikan dan menjamin kualitas pangan asal hewan yang dijual oleh para pedagang layak dikonsumsi atau dengan kata lain harus memenuhi persyaratan aman, sehat, utuh, higienis dan halal (ASUHH)," kata Yosefin.
Kepala Dinas Peternakan Mimika Yosefin Sampelino di Timika, Kamis mengatakan persediaan daging ayam, daging sapi dan telur di Timika kini sangat cukup.
"Kami menjamin stok daging ayam, daging sapi dan telur yang tersedia di Timika saat ini mencukupi hingga Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran," kata Yosefin.
Ia menyebut kebutuhan daging ayam hingga Lebaran mendatang sebanyak 438 ton atau mengalami kenaikan dari bulan-bulan sebelumnya, dimana kebutuhan daging ayam di Timika per bulan mencapai 309 ton.
"Rata-rata konsumsi daging ayam per bulan di Timika sekitar 300-an ton. Tahun 2018 kebutuhan daging ayam di Timika tercatat sebanyak 3.710 ton," ujar Yosefin.
Sementara kebutuhan daging sapi per bulan di Timika mencapai sekitar 2 ton atau 2.000 kilogram.
"Sebelum Lebaran rencananya akan masuk lagi daging sapi ke Timika sebanyak 20 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menyambut hari raya Lebaran," katanya.
Menurut dia, daging ayam dan daging sapi untuk konsumsi masyarakat Timika sebagian besar dipasok dari luar daerah seperti Surabaya (daging ayam dan sapi) dan Merauke (daging sapi).
Adapun produksi ayam pedaging lokal di Timika baru sekitar 28 ton per bulan atau sekitar 1.000 kilogram per hari.
Berbeda dengan daging ayam dan daging sapi yang mengandalkan pasokan dari luar daerah, kebutuhan telur ayam di Timika kini sudah bisa dipenuhi dari produksi peternak lokal yang mencapai rata-rata 9 ton per hari.
"Khusus untuk telur ayam, sekarang kami tidak lagi memasok dari luar daerah untuk melindungi usaha peternakan lokal yang mencapai lebih dari 100 peternak ayam petelur lokal di Timika dan sekitarnya. Bahkan sekarang ini telur ayam yang dihasilkan para peternak lokal di Timika sudah dikirim ke kabupaten tetangga seperti Puncak, Asmat, Nduga, Intan Jaya, dan Yahukimo," ujar Yosefin.
Menghadapi hari raya Lebaran mendatang, jajaran Disnak Mimika akan melakukan pemeriksaan rutin kualitas daging yang dijual para pedagang di Timika baik di pasar-pasar, distributor maupun pusat perbelanjaan.
Pemeriksaan kualitas daging yang dijual para pedagang dilakukan secara rutin setiap dua bulan sekali.
"Setiap dua bulan sekali kami turun ke pasar dan tempat-tempat penjualan daging di Kota Timika untuk mengambil sampel guna diperiksa di lab untuk menguji cemaran mikroba maupun kandungan kimia seperti formalin dan lain-lain. Kami harus memastikan dan menjamin kualitas pangan asal hewan yang dijual oleh para pedagang layak dikonsumsi atau dengan kata lain harus memenuhi persyaratan aman, sehat, utuh, higienis dan halal (ASUHH)," kata Yosefin.