Jakarta (ANTARA) - Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XI tahun 2019 diselenggarakan di Kudus, Jawa Tengah, pada 28-30 Juni 2019 yang dihadiri oleh 46 penyair dari Jawa Tengah, 32 penyair nasional, enam penyair dari Malaysia, tujuh penyair dari Singapura, enam penyair dari Thailand dan empat penyair dari Brunei Darussalam.
“Pertemuan Penyair Nusantara bukan hanya menjadi peristiwa sastra atau peristiwa budaya rutin tahunan, melainkan juga bertujuan untuk menjalin komunikasi antar penyair nusantara, membahas perkembangan sastra dan kebudayaan nusantara, membuat antologi puisi bersama, serta membaca sajak di atas panggung yang sama," kata Ketua Panitia Penyelengga PPN XI Mukti Sutarman Espe selaku ketua panitia dalam keterangan resmi, Minggu.
Peserta PPN XI adalah para penyair yang karya puisinya lolos kurasi dan memenuhi persyaratan yang ditentukan panitia penyelenggara.
Para kurator berjumlah 10 orang, yakni Ahmadun Yosi Herfanda, Kurnia Effendi, Chavchay Syaifullah (kurator nasional), Mukti Sutarman Espe, Sosiawan Leak, Jumari Hs (kurator Jateng), Mohamad Saleeh Rahamad (kurator Malaysia), Djamal Tukimin (kurator Singapura), Mahroso Doloh (kurator Thailand), dan Zefri Ariff (kurator Brunei Darussalam).
Selain para penyair peserta, hadir juga para peninjau dari Malaysia dan sejumlah tokoh sastra Indonesia.
"Kami berharap penyelenggaraan PPN tahun ini dapat memotivasi para penyair muda di Kudus dan sekitarnya untuk terus berkarya dan mencintai sastra Indonesia,” ujar Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian yang mendukung acara tersebut.
Kehadiran para penyair dari berbagai daerah di Tanah Air dan dari negara-negara tetangga diharapkan mampu mempopulerkan Kudus yang dikenal sebagai Kota Kretek dan Kota Wali menjadi tujuan wisata yang mengesankan.
Pada hari kedua (29/6), panitia menggelar seminar sastra dan kebudayaan yang dapat memberikan wawasan baru tentang perkembangan sastra dan budaya nusantara dan membahas isu-isu terkini tentang sastra dan kebudayaan.
Acara dilanjutkan dengan bedah buku antologi berjudul Sesapa Mesra Selinting Cinta yang berisi karya-karya penyair yang lolos kurasi.
Kegiatan utama PPN XI berlangsung juga pada Sabtu (29/6) yaitu Panggung Penyair ASEAN. Para penyair unjuk kebolehan di atas Panggung Penyair ASEAN yang digelar di pelataran timur Menara Kudus. Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, bersama Kyai Mustofa Bisri (Gus Mus), D. Zawawi Imron, Thomas Budi Santoso, dan Sosiawan Leak ikut memeriahkan panggung tersebut.
Selain itu, sejumlah penyair dari Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, dan penyair dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain Emy Suy, Fikar W. Eda, Taufiq Ikram, Didid Endro, Rini Intama, Warih Wisatsana, Imam Maarif juga terlibat di panggung yang sama.
Pada hari terakhir, peserta akan melakukan wisata budaya ke Menara Kudus untuk berziarah ke makam Sunan Kudus dan melihat dari dekat Menara Kudus yang merupakan situs sejarah, simbol akulturasi budaya Hindu dan Islam.
“Pertemuan Penyair Nusantara bukan hanya menjadi peristiwa sastra atau peristiwa budaya rutin tahunan, melainkan juga bertujuan untuk menjalin komunikasi antar penyair nusantara, membahas perkembangan sastra dan kebudayaan nusantara, membuat antologi puisi bersama, serta membaca sajak di atas panggung yang sama," kata Ketua Panitia Penyelengga PPN XI Mukti Sutarman Espe selaku ketua panitia dalam keterangan resmi, Minggu.
Peserta PPN XI adalah para penyair yang karya puisinya lolos kurasi dan memenuhi persyaratan yang ditentukan panitia penyelenggara.
Para kurator berjumlah 10 orang, yakni Ahmadun Yosi Herfanda, Kurnia Effendi, Chavchay Syaifullah (kurator nasional), Mukti Sutarman Espe, Sosiawan Leak, Jumari Hs (kurator Jateng), Mohamad Saleeh Rahamad (kurator Malaysia), Djamal Tukimin (kurator Singapura), Mahroso Doloh (kurator Thailand), dan Zefri Ariff (kurator Brunei Darussalam).
Selain para penyair peserta, hadir juga para peninjau dari Malaysia dan sejumlah tokoh sastra Indonesia.
"Kami berharap penyelenggaraan PPN tahun ini dapat memotivasi para penyair muda di Kudus dan sekitarnya untuk terus berkarya dan mencintai sastra Indonesia,” ujar Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian yang mendukung acara tersebut.
Kehadiran para penyair dari berbagai daerah di Tanah Air dan dari negara-negara tetangga diharapkan mampu mempopulerkan Kudus yang dikenal sebagai Kota Kretek dan Kota Wali menjadi tujuan wisata yang mengesankan.
Pada hari kedua (29/6), panitia menggelar seminar sastra dan kebudayaan yang dapat memberikan wawasan baru tentang perkembangan sastra dan budaya nusantara dan membahas isu-isu terkini tentang sastra dan kebudayaan.
Acara dilanjutkan dengan bedah buku antologi berjudul Sesapa Mesra Selinting Cinta yang berisi karya-karya penyair yang lolos kurasi.
Kegiatan utama PPN XI berlangsung juga pada Sabtu (29/6) yaitu Panggung Penyair ASEAN. Para penyair unjuk kebolehan di atas Panggung Penyair ASEAN yang digelar di pelataran timur Menara Kudus. Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, bersama Kyai Mustofa Bisri (Gus Mus), D. Zawawi Imron, Thomas Budi Santoso, dan Sosiawan Leak ikut memeriahkan panggung tersebut.
Selain itu, sejumlah penyair dari Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, dan penyair dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain Emy Suy, Fikar W. Eda, Taufiq Ikram, Didid Endro, Rini Intama, Warih Wisatsana, Imam Maarif juga terlibat di panggung yang sama.
Pada hari terakhir, peserta akan melakukan wisata budaya ke Menara Kudus untuk berziarah ke makam Sunan Kudus dan melihat dari dekat Menara Kudus yang merupakan situs sejarah, simbol akulturasi budaya Hindu dan Islam.