Asmat (ANTARA) - Ribuan warga dari berbagai suku dan agama di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, menghadiri Festival Persahabatan yang digelar World Impact Ministries (WIM) Indonesia di Kota Agats.
Kegiatan yang dihelat di lapangan Yos Sudarso Agats, baru-baru ini, dihadiri Bupati Asmat Elisa Kambu, unsur muspida, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Festival lintas agama ini menghadirkan dua pembicara yang merupakan tokoh kerukunan umat beragama, yakni Dr. Peter Yaoungren dari Kanada dan Dean Morris dari Amerika.
Selain menyampaikan pesan moral, kedua pembicara dari luar negeri itu juga melakukan mukjizat berupa penyembuhan kepada warga yang menderita berbagai jenis penyakit, seperti tuli, lumpuh dan gangguan jiwa.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan bahwa pemerintah setempat memiliki perhatian yang besar terhadap kehidupan sosial masyarakat, terutama menyangkut kerukunan hidup umat beragama dan keberagaman.
“Kerukunan hidup umat beragama merupakan sarana yang memperkokoh persatuan dan kesatuan kita,” kata Elisa.
Menurut dia, kegiatan festival itu sangat strategis karena dapat memelihara serta meningkatkan toleransi umat beragama di Tanah Asmat.
“Mari kita sampaikan kepada semua orang bahwa Asmat itu kota yang damai dan tentram. Sampaikan juga semangat persatuan dan kesatuan kita ini kepada generasi muda,” ujarnya.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Asmat yang juga Uskup Keuskupan Agats, Mgr Aloysius Murwito mengatakan keberagaman merupakan anugerah Tuhan yang patut disyukuri dan dirawat bersama.
“Karenanya mari kita semua tetap menjaga kerukunan hidup di Asmat, saling menghargai dan menghormati antarsatu dengan yang lain,” kata Uskup. (*/adv)
Kegiatan yang dihelat di lapangan Yos Sudarso Agats, baru-baru ini, dihadiri Bupati Asmat Elisa Kambu, unsur muspida, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Festival lintas agama ini menghadirkan dua pembicara yang merupakan tokoh kerukunan umat beragama, yakni Dr. Peter Yaoungren dari Kanada dan Dean Morris dari Amerika.
Selain menyampaikan pesan moral, kedua pembicara dari luar negeri itu juga melakukan mukjizat berupa penyembuhan kepada warga yang menderita berbagai jenis penyakit, seperti tuli, lumpuh dan gangguan jiwa.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan bahwa pemerintah setempat memiliki perhatian yang besar terhadap kehidupan sosial masyarakat, terutama menyangkut kerukunan hidup umat beragama dan keberagaman.
“Kerukunan hidup umat beragama merupakan sarana yang memperkokoh persatuan dan kesatuan kita,” kata Elisa.
Menurut dia, kegiatan festival itu sangat strategis karena dapat memelihara serta meningkatkan toleransi umat beragama di Tanah Asmat.
“Mari kita sampaikan kepada semua orang bahwa Asmat itu kota yang damai dan tentram. Sampaikan juga semangat persatuan dan kesatuan kita ini kepada generasi muda,” ujarnya.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Asmat yang juga Uskup Keuskupan Agats, Mgr Aloysius Murwito mengatakan keberagaman merupakan anugerah Tuhan yang patut disyukuri dan dirawat bersama.
“Karenanya mari kita semua tetap menjaga kerukunan hidup di Asmat, saling menghargai dan menghormati antarsatu dengan yang lain,” kata Uskup. (*/adv)