Asmat (ANTARA) - Ratusan warga Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, mendeglarasikan upaya bersama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), yang digelar di halaman Polres Asmat, di Agats, Jumat (13/9/19).
Deklarasi tersebut menekankan kesepakatan bersama dalam rangka menjaga Papua Tanah Damai di wilayah Kabupaten Asmat.
Hadir dalam deklarasi damai itu, Bupati Asmat Elisa Kambu, Wakil Bupati Asmat Thomas Eppe Safanpo, Sekda Asmat Bartholomeus Bokoropces, Kapolres Asmat AKBP Andi Yoseph Enoch, Perwira Penghubung 1707 Merauke di Asmat Komarudin, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan warga setempat
Naskah deklarasi dibacakan oleh Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Asmat Fabianus Beworuci, yang isinya antara lain sepakat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di Tanah Papua.
Selain itu, warga Asmat bersepakat hidup berdampingan dengan rukun, damai dan penuh kasih sayang, tidak terpengaruh isu-isu yang tidak benar (hoaks) serta sepakat menolak kelompok separatis dan radikal di Kabupaten Asmat.
Momentum deklarasi damai itu juga diwarnai dengan penandatanganan massal pada selembar kain sebagai bukti kesepakatan bersama mengawal kedamaian di Asmat.
Momentum deklarasi damai yang juga diwarnai dengan penandatanganan massal pada selembar kain sebagai bukti kesepakatan bersama mengawal kedamaian di Asmat. (Dokumen Humas Pemkab Asmat/Fagi Difinibun)
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan Asmat adalah daerah teraman dan sampai sejauh ini tidak terpengaruh dengan isu-isu yang berhembus di daerah lainnya di Papua.
"Hal ini membuktikan kerukunan di Asmat sangat kuat tanpa konflik apapun," ujarnya.
Selain itu, kata Bupati Elisa, kehidupan di Asmat sangat pluralisme karena beragam latar belakang suku, agama ras, yang telah bertahun-tahun hidup berdampingan di "Kota Atas Lumpur" tersebut.
"Pemkab Asmat bersama jajaran TNI/Polri serta pemangku kepentingan selalu bersinergi dan berkomitmen menjaga kambtibmas yang aman damai," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Asmat mengatakan kondusifnya keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Asmat , bukan hanya karena dikawal jajaran TNI/Polri, akan tetapi semakin cerdasnya segenap warga saat menanggapi isu-isu hoaks yang mencoba memecah bela sesama anak bangsa di Kabupaten Asmat.
Ia pun sependapat bahwa persoalan rasisme yang terjadi di Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur pada Agustus lalu, patut disayangkan seluruh warga Papua.
"Oleh karenanya kejadian tersebut diharapkan sebagai pengalaman seluruh warga di Indonesia agar ke depan lebih cerdas dan saling menghargai antarsesama anak bangsa," ujarnya. (*/Adv)
Warga Kabupaten Asmat, Papua, bergembira pada momentum deklarasi damai sebagai upaya bersama menjaga kamtibmas di daerah itu. (Dokumen Humas Pemkab Asmat/Fagi Difinibun)
Deklarasi tersebut menekankan kesepakatan bersama dalam rangka menjaga Papua Tanah Damai di wilayah Kabupaten Asmat.
Hadir dalam deklarasi damai itu, Bupati Asmat Elisa Kambu, Wakil Bupati Asmat Thomas Eppe Safanpo, Sekda Asmat Bartholomeus Bokoropces, Kapolres Asmat AKBP Andi Yoseph Enoch, Perwira Penghubung 1707 Merauke di Asmat Komarudin, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan warga setempat
Naskah deklarasi dibacakan oleh Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Asmat Fabianus Beworuci, yang isinya antara lain sepakat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di Tanah Papua.
Selain itu, warga Asmat bersepakat hidup berdampingan dengan rukun, damai dan penuh kasih sayang, tidak terpengaruh isu-isu yang tidak benar (hoaks) serta sepakat menolak kelompok separatis dan radikal di Kabupaten Asmat.
Momentum deklarasi damai itu juga diwarnai dengan penandatanganan massal pada selembar kain sebagai bukti kesepakatan bersama mengawal kedamaian di Asmat.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan Asmat adalah daerah teraman dan sampai sejauh ini tidak terpengaruh dengan isu-isu yang berhembus di daerah lainnya di Papua.
"Hal ini membuktikan kerukunan di Asmat sangat kuat tanpa konflik apapun," ujarnya.
Selain itu, kata Bupati Elisa, kehidupan di Asmat sangat pluralisme karena beragam latar belakang suku, agama ras, yang telah bertahun-tahun hidup berdampingan di "Kota Atas Lumpur" tersebut.
"Pemkab Asmat bersama jajaran TNI/Polri serta pemangku kepentingan selalu bersinergi dan berkomitmen menjaga kambtibmas yang aman damai," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Asmat mengatakan kondusifnya keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Asmat , bukan hanya karena dikawal jajaran TNI/Polri, akan tetapi semakin cerdasnya segenap warga saat menanggapi isu-isu hoaks yang mencoba memecah bela sesama anak bangsa di Kabupaten Asmat.
Ia pun sependapat bahwa persoalan rasisme yang terjadi di Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur pada Agustus lalu, patut disayangkan seluruh warga Papua.
"Oleh karenanya kejadian tersebut diharapkan sebagai pengalaman seluruh warga di Indonesia agar ke depan lebih cerdas dan saling menghargai antarsesama anak bangsa," ujarnya. (*/Adv)