Asmat (ANTARA) - Kepolisian Resort Asmat masih mendalami peristiwa kebakaran yang menghanguskan ratusan rumah dan tempat usaha di Kota Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua pada Selasa (17/9) dini hari.

Wakapolres Asmat Kompol Umar Sulaiman mengatakan bahwa pihaknya telah menutup tempat kejadian perkara, guna dilakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap peristiwa kebakaran tersebut.

“Kami sudah memasang garis polisi. Hanya saja belum olah TKP, karena masih panas. Penyebabnya masih didalami oleh anggota di lapangan,” kata Umar, Selasa pagi.

Selain menutup TKP, anggota Polres Asmat juga menggali informasi dari warga dan mengumpulkan para saksi untuk dimintai keterangan terkait peristiwa kebakaran tersebut.

“Lokasi yang diduga menjadi sumber kebakaran juga sudah kita tutup,” ujarnya.

Temuan sementara, kata Umar, sumber api diduga berasal dari Kios Tujuh Distrik di Jalan Yos Sudarso Agats.
  Puing-puing bekas kebakaran di lokasi permukiman di Agats, ibu kota Kabupaten Asmat, Papua, Sabtu (17/9/2019) dini hari. Polisi telah memasang garis polisi (Police Line). (ANTARA News Papua/HO/Eman)
“Hanya penyebabnya apa itu yang masih diselidiki. Apa kemungkinan karena arus pendek atau hal-hal lain yang lain itu masih didalami,” kata dia.

Kepolisian setempat memperkirakan ada seratusan bangunan (tempat usaha dan rumah warga) yang ludes terbakar.

“Kebakaran terjadi di sisi kiri kanan Jalan Yos Sudarso, pertigaan Jalan Muyu, Jalan Ayam Kecil dan Jalan Dolog. Kebakaran terjadi sekitar jam 02.30 pagi dan berakhir jam 07.00,” katanya.

Umar menambahkan bahwa ada tiga korban yang mengalami luka bakar ringan dari peristiwa tersebut. Para korban telah dievakuasi ke RSUD Agats, guna mendapatkan perawatan medis.

“Korbannya satu ibu, seorang pemuda dan satu anak. Setelah mendapat perawatan mereka kembali ke keluarganya di Jalan Dolog Agats,” ujar dia.

Untuk diketahui, saat peristiwa kebakaran tersebut warga bersama anggota TNI-Polri berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya.

Upaya pemadaman tidak membuahkan hasil signifikan, karena keterbatasan fasilitas. Warga hanya menggunakan beberapa mesin pompa air dan melakukan pemadaman secara manual dengan ember. (*)

Pewarta : Eman
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024