Wamena (ANTARA) - Tokoh agama di Jayawijaya, Provinsi Papua, turun ke kampung-kampung untuk menyosialisasikan pentingnya keamanan dan ketertiban untuk memulihkan situasi pascakerusuhan.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jayawijaya Pendeta Esmon Walilo saat di Wamena, ibk kota kabupaten Jayawijaya, Kamis, mengaku sudah turun ke kampung-kampung.
"Saya akan turun ke arah bagian barat dan utara karena ke selatan dan timur saya sudah jalan, supaya kita kasi pemahaman," katanya.
Ia mengatakan pelajar Jayawijaya yang terlibat aksi itu dipaksa oleh oknum yang hingga kini belum diketahui.
"Jadi anak-anak di sini, mereka tidak mau ikut demonstrasi tetapi mereka dipaksa untuk ikut, mereka yang tidak ikut disiram bensin, ada yang dipukul," katanya.
Pendeta Esmon mengatakan para tetua di kampung-kampung menyesal dengan insiden yang terjadi di Wamena sebab insiden itu digerakkan oleh orang di luar Jayawijaya.
"Biasa kalau anak-anak di sini yang mau lakukan itu, mereka sampaikan kepada tetua, tetapi bupati dan kita masyarakat baliem semua tidak tahu," katanya.
FKUB menyampaikan turut berduka kepada seluruh korban. dIa mengharapkan penegak hukum mengungkap provokator yang memotori aksi anarkis Senin (23/9).
Menurut dia, anak-anak di Jayawijaya perlu dibekali nilai-nilai kebaikan dan budaya agar mereka tidak mudah terprovokasi.
"Nilai-nilai itu tidak pernah mereka tahu, jadi ketika ada yang provokasi mereka sedikit, ya mereka meledak seperti ini, nah anak-anak ini termasuk korban bukan mereka pelaku," katanya.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jayawijaya Pendeta Esmon Walilo saat di Wamena, ibk kota kabupaten Jayawijaya, Kamis, mengaku sudah turun ke kampung-kampung.
"Saya akan turun ke arah bagian barat dan utara karena ke selatan dan timur saya sudah jalan, supaya kita kasi pemahaman," katanya.
Ia mengatakan pelajar Jayawijaya yang terlibat aksi itu dipaksa oleh oknum yang hingga kini belum diketahui.
"Jadi anak-anak di sini, mereka tidak mau ikut demonstrasi tetapi mereka dipaksa untuk ikut, mereka yang tidak ikut disiram bensin, ada yang dipukul," katanya.
Pendeta Esmon mengatakan para tetua di kampung-kampung menyesal dengan insiden yang terjadi di Wamena sebab insiden itu digerakkan oleh orang di luar Jayawijaya.
"Biasa kalau anak-anak di sini yang mau lakukan itu, mereka sampaikan kepada tetua, tetapi bupati dan kita masyarakat baliem semua tidak tahu," katanya.
FKUB menyampaikan turut berduka kepada seluruh korban. dIa mengharapkan penegak hukum mengungkap provokator yang memotori aksi anarkis Senin (23/9).
Menurut dia, anak-anak di Jayawijaya perlu dibekali nilai-nilai kebaikan dan budaya agar mereka tidak mudah terprovokasi.
"Nilai-nilai itu tidak pernah mereka tahu, jadi ketika ada yang provokasi mereka sedikit, ya mereka meledak seperti ini, nah anak-anak ini termasuk korban bukan mereka pelaku," katanya.