Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial menyalurkan bantuan dengan nilai Rp3,8 miliar lebih untuk membantu korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, pada 23 September 2019.
"Dalam rangka penanganan penyintas pascakerusuhan di Wamena, Kementerian Sosial memberikan layanan pemenuhan kebutuhan dasar berupa bantuan logistik bagi kelompok rentan serta pemulihan usaha ekonomi warga," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis kementerian yang diterima di Jakarta, Senin.
"Total bantuan yang akan diserahkan (nilainya) Rp3.890.500.000 dalam bentuk logistik, usaha ekonomi produktif, dan santunan bagi ahli waris korban meninggal," ia menambahkan.
Bantuan pemerintah antara lain diberikan dalam bentuk pelayanan dapur umum bagi 5.000 orang, 1.500 paket perlengkapan pakaian anak, 1.500 paket perlengkapan pakaian pria, 1.500 paket perlengkapan pakaian perempuan, 2.500 matras, 1.500 tenda gulung atau terpal, dan 2.500 selimut.
Selain itu, Kementerian Sosial memberikan 100 paket bantuan usaha ekonomi produktif dan akan menyalurkan santunan kepada ahli waris 32 korban kerusuhan Wamena yang meninggal dunia masing-masing Rp15 juta.
Kerusuhan yang terjadi dalam demonstrasi yang berlangsung di Wamena menyebabkan 32 orang meninggal dunia, 77 orang terluka, dan 9.240 warga mengungsi.
Kerusuhan di Wamena juga menyebabkan 224 mobil dan 150 sepeda motor terbakar serta menimbulkan kerusakan 165 rumah, 20 kantor, dan 456 tempat usaha milik warga.
Akibat kerusuhan itu, menurut data Kementerian Sosial, sebanyak 8.617 warga mengungsi di 25 posko pengungsian yang tersebar di Wamena dan 523 warga mengungsi di lima lokasi di Jayapura.
Dinas Sosial Provinsi Jayapura dan Kabupaten Jayawijaya telah mendirikan dapur umum untuk melayani warga yang mengungsi.
Taruna Siaga Bencana, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), serta Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) sudah dikerahkan untuk mendata korban yang meninggal dunia dan tempat usaha yang rusak akibat kerusuhan serta memperhitungkan kebutuhan para pengungsi.
"Tim layanan dukungan psikososial juga telah diterjunkan ke lokasi untuk memberi trauma healing (pemulihan trauma) di tempat pengungsian," kata Menteri Sosial.
"Dalam rangka penanganan penyintas pascakerusuhan di Wamena, Kementerian Sosial memberikan layanan pemenuhan kebutuhan dasar berupa bantuan logistik bagi kelompok rentan serta pemulihan usaha ekonomi warga," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis kementerian yang diterima di Jakarta, Senin.
"Total bantuan yang akan diserahkan (nilainya) Rp3.890.500.000 dalam bentuk logistik, usaha ekonomi produktif, dan santunan bagi ahli waris korban meninggal," ia menambahkan.
Bantuan pemerintah antara lain diberikan dalam bentuk pelayanan dapur umum bagi 5.000 orang, 1.500 paket perlengkapan pakaian anak, 1.500 paket perlengkapan pakaian pria, 1.500 paket perlengkapan pakaian perempuan, 2.500 matras, 1.500 tenda gulung atau terpal, dan 2.500 selimut.
Selain itu, Kementerian Sosial memberikan 100 paket bantuan usaha ekonomi produktif dan akan menyalurkan santunan kepada ahli waris 32 korban kerusuhan Wamena yang meninggal dunia masing-masing Rp15 juta.
Kerusuhan yang terjadi dalam demonstrasi yang berlangsung di Wamena menyebabkan 32 orang meninggal dunia, 77 orang terluka, dan 9.240 warga mengungsi.
Kerusuhan di Wamena juga menyebabkan 224 mobil dan 150 sepeda motor terbakar serta menimbulkan kerusakan 165 rumah, 20 kantor, dan 456 tempat usaha milik warga.
Akibat kerusuhan itu, menurut data Kementerian Sosial, sebanyak 8.617 warga mengungsi di 25 posko pengungsian yang tersebar di Wamena dan 523 warga mengungsi di lima lokasi di Jayapura.
Dinas Sosial Provinsi Jayapura dan Kabupaten Jayawijaya telah mendirikan dapur umum untuk melayani warga yang mengungsi.
Taruna Siaga Bencana, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), serta Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) sudah dikerahkan untuk mendata korban yang meninggal dunia dan tempat usaha yang rusak akibat kerusuhan serta memperhitungkan kebutuhan para pengungsi.
"Tim layanan dukungan psikososial juga telah diterjunkan ke lokasi untuk memberi trauma healing (pemulihan trauma) di tempat pengungsian," kata Menteri Sosial.