Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur siap menampung anak para perantau dari Jatim di Wamena, Provinsi Papua untuk mengenyam pendidikan di beberapa pondok pesantren di wilayahnya.
"Kiai-kiai di pondok pesantren siap menampung putra-putri perantau asal Jatim dengan biaya pendidikan gratis," kata Rois Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Sebagai salah satu bentuk keseriusan, PWNU juga telah bertemu dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi pada Rabu (2/10) malam.
Nantinya, kata dia, anak-anak dari para perantau asal Jatim yang berniat kembali ke Papua bisa bersekolah terlebih dahulu di pesantren untuk sementara waktu.
Hal senada disampaikan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar yang mengatakan langkah menampung anak-anak perantau di pesantren agar tetap mendapatkan pendidikan layak.
Anak-anak, lanjut dia, juga diberi kebebasan untuk memilih lembaga pendidikan yang sesuai dengan bakatnya dengan harapan tidak kehilangan masa depannya akibat kerusuhan terjadi di Wamena.
"Kami siap tampung siapapun dan berapapun. Mau seribu atau dua ribu. Pemprov Jatim hanya bertugas menanggung dan memfasilitasi pengurusan dokumen milik perantau yang hilang, seperti kartu keluarga, rapor, surat nikah dan dokumen lain," katanya.
Pada Rabu malam, ratusan warga perantau dari Wamena asal Jatim tiba di Bandara Abdurahman Saleh Malang, yang diterbangkan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU.
Selain itu, beberapa hari sebelumnya terdapat lebih dari 40 orang perantau juga telah tiba di Asrama Transito di Surabaya milik Disnakertrans Jatim yang kemudian seluruhnya dipulangkan ke daerahnya masing-masing.
"Kiai-kiai di pondok pesantren siap menampung putra-putri perantau asal Jatim dengan biaya pendidikan gratis," kata Rois Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Sebagai salah satu bentuk keseriusan, PWNU juga telah bertemu dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi pada Rabu (2/10) malam.
Nantinya, kata dia, anak-anak dari para perantau asal Jatim yang berniat kembali ke Papua bisa bersekolah terlebih dahulu di pesantren untuk sementara waktu.
Hal senada disampaikan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar yang mengatakan langkah menampung anak-anak perantau di pesantren agar tetap mendapatkan pendidikan layak.
Anak-anak, lanjut dia, juga diberi kebebasan untuk memilih lembaga pendidikan yang sesuai dengan bakatnya dengan harapan tidak kehilangan masa depannya akibat kerusuhan terjadi di Wamena.
"Kami siap tampung siapapun dan berapapun. Mau seribu atau dua ribu. Pemprov Jatim hanya bertugas menanggung dan memfasilitasi pengurusan dokumen milik perantau yang hilang, seperti kartu keluarga, rapor, surat nikah dan dokumen lain," katanya.
Pada Rabu malam, ratusan warga perantau dari Wamena asal Jatim tiba di Bandara Abdurahman Saleh Malang, yang diterbangkan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU.
Selain itu, beberapa hari sebelumnya terdapat lebih dari 40 orang perantau juga telah tiba di Asrama Transito di Surabaya milik Disnakertrans Jatim yang kemudian seluruhnya dipulangkan ke daerahnya masing-masing.