Wamena (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui Stasiun Meteorologi Kelas III Wamena mengingatkan warga Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan untuk tetap mewaspadai cuaca ekstrem selama seminggu ke depan.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Wamena Subahari melalui Prakirawan Cuaca Raka Bagas Wicaksono di Wamena, Sabtu di Wamena mengatakan cuaca ekstrem masih akan terjadi seminggu ke depan sehingga warga di 40 distrik Kabupaten Jayawijaya untuk tetap waspadai.
“Satu Minggu ke depan ini kemungkinan masih terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, maka masyarakat di 40 distrik Jayawijaya khususnya 21 distrik bantaran Sungai Baliem untuk tetap waspada,” katanya.
Menurut dia, cuaca ekstrem beberapa hari terakhir menyebabkan 34 distrik di Kabupaten Jayawijaya terkena dampak banjir dan tanah longsor sehingga masyarakat harus mengungsi karena musibah tersebut.
Berdasarkan analisis fenomena atmosfer berbagai skala yaitu global, regional dan lokal menunjukkan bahwa masih terdapat potensi cukup tinggi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di seluruh wilayah Provinsi Papua Pegunungan hingga tujuh hari ke depan.
“Selama tujuh hari ke depan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi sehingga masyarakat diharapkan untuk tetap waspada sehingga jangan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Menurut dia, cuaca yang terjadi di Kabupaten Jayawijaya atau Papua Pegunungan secara umum tidak lepas dari faktor-faktor lain yakni faktor secara global, regional dan lokal.
“Ada beberapa faktor skala global, regional yang saat ini dapat mempengaruhi cuaca di Kabupaten Jayawijaya sehingga terjadi peningkatan curah hujan di antaranya El Nino yang saat ini berada di fase netral dan tidak berkontribusi terhadap peningkatan pembekukan awan di wilayah Papua Pegunungan,” katanya.
Dia menjelaskan selain ada juga faktor Osilasi Madden-Julian (MJO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada di fase netral dan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap pembentukan awan hujan.
“Saat ini terdapat bibit siklon tropis di Selatan Papua dekat dengan Benua Australia. Bibit siklon 97S ini menyebabkan terbentuknya pola putaran angin di Selatan Papua sehingga menyebabkan perlambatan angin yang berada di wilayah Papua khususnya Papua Pegunungan,” ujarnya.
Dia menambahkan hal ini akan memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam beberapa hari ini dan dampaknya bisa dirasakan di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan secara umum.
“Siklon tropis ini kontribusi nya sangat signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan awan konfektif yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” katanya.