Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani mengatakan TNI dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan menyiapkan kurang lebih 30 ribu personel gabungan untuk mengamankan prosesi pelantikan Presiden dan Wakil Presiden.
"Personel yang disiagakan dari TNI-Polri kurang lebih 30 ribu personel. Itu akan mengisi ring 1 dan ring 2 yang sudah diatur sehingga pelaksanaannya berjalan dengan baik," ujar Puan di Kompleks Parlemen Republik Indonesia Senayan Jakarta, Senin.
Puan mengatakan prosesi pelantikan 20 Oktober 2019 nanti akan dimulai pukul 14.30 WIB. Ia meminta agar seluruh anggota DPR dan tamu undangan hadir tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
"Tentu saja, sebelumnya semua tamu, hadirin, undangan yang akan masuk sudah ada di sini (Kompleks Parlemen RI)," tegas Puan.
Putri Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri itu menyebut rapat koordinasi dengan aparat keamanan yang dilakukan hari ini membahas soal prosesi pengamanan yang akan diterapkan selama proses pelantikan nanti.
Besok, kata Puan, rencananya Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) juga akan kembali melakukan rapat koordinasi dengan aparat keamanan terkait pelaksanaan pelantikan Presiden tersebut.
"Jadi memang karena tuan rumahnya itu untuk pelantikannya itu MPR, dan tuan rumah di Gedung Lingkungannya itu adalah DPR, karena itu pada hari ini kami mengadakan rapat koordinasi terkait dengan pengamanan lingkungan," ujar Puan.
Terkait pengamanan nanti, Puan juga menginformasikan akan ada pengosongan area (clearance) yang akan dikondisikan oleh TNI-Polri sehingga tidak ada orang yang bisa mendekat.
"Seberapa jauh bisa ditanyakan ke pihak terkait," kata Puan.
Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Jayakarta, Mayor Jenderal TNI Eko Margiyono mengatakan prosesi pengamanan pelantikan Presiden tidak akan berbeda jauh dengan proses pengamanan saat unjuk rasa mahasiswa beberapa hari lalu.
"kami sudah menyiapkan parameter yang sudah disiapkan di sekitaran gedung DPR/MPR ini. Kami sudah buat pengamanan seperti saat menghadapi unjuk rasa beberapa hari lalu. Tidak ada yang spesifik," ujar Mayjen Eko di Jakarta, Senin.
"Personel yang disiagakan dari TNI-Polri kurang lebih 30 ribu personel. Itu akan mengisi ring 1 dan ring 2 yang sudah diatur sehingga pelaksanaannya berjalan dengan baik," ujar Puan di Kompleks Parlemen Republik Indonesia Senayan Jakarta, Senin.
Puan mengatakan prosesi pelantikan 20 Oktober 2019 nanti akan dimulai pukul 14.30 WIB. Ia meminta agar seluruh anggota DPR dan tamu undangan hadir tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
"Tentu saja, sebelumnya semua tamu, hadirin, undangan yang akan masuk sudah ada di sini (Kompleks Parlemen RI)," tegas Puan.
Putri Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri itu menyebut rapat koordinasi dengan aparat keamanan yang dilakukan hari ini membahas soal prosesi pengamanan yang akan diterapkan selama proses pelantikan nanti.
Besok, kata Puan, rencananya Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) juga akan kembali melakukan rapat koordinasi dengan aparat keamanan terkait pelaksanaan pelantikan Presiden tersebut.
"Jadi memang karena tuan rumahnya itu untuk pelantikannya itu MPR, dan tuan rumah di Gedung Lingkungannya itu adalah DPR, karena itu pada hari ini kami mengadakan rapat koordinasi terkait dengan pengamanan lingkungan," ujar Puan.
Terkait pengamanan nanti, Puan juga menginformasikan akan ada pengosongan area (clearance) yang akan dikondisikan oleh TNI-Polri sehingga tidak ada orang yang bisa mendekat.
"Seberapa jauh bisa ditanyakan ke pihak terkait," kata Puan.
Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Jayakarta, Mayor Jenderal TNI Eko Margiyono mengatakan prosesi pengamanan pelantikan Presiden tidak akan berbeda jauh dengan proses pengamanan saat unjuk rasa mahasiswa beberapa hari lalu.
"kami sudah menyiapkan parameter yang sudah disiapkan di sekitaran gedung DPR/MPR ini. Kami sudah buat pengamanan seperti saat menghadapi unjuk rasa beberapa hari lalu. Tidak ada yang spesifik," ujar Mayjen Eko di Jakarta, Senin.