Jayapura (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdik) Provinsi Papua masih terus menyosialisasikan aplikasi sistem informasi administrasi perkantoran guna memudahkan akses guru dalam rangka pengurusan kenaikan pangkat, berkala dan pensiun.
"Kami pertama sudah melakukan sosialisasi di Kabupaten Merauke, Kota Jayapura, Biak Numfor dan Kabupaten Timika," kata Sekretaris Disdik Papua, Protasius Lobya di Jayapura, Selasa.
Menurut dia, baru beberapa kabupaten itu yang didatangi untuk menyosialisasikan aplikasi sistem informasi administrasi perkantoran karena belum ada pos dana tersendiri untuk menyosialisasikan program tersebut.
"Pola kita itu bukan pelatihan penuh dan ditanggung oleh Disidik Provinsi Papua, tapi kalau kita ke satu kabupaten itu kami tanggung makan, sekolah yang kami datangi tanggung transport," ujarnya.
Protasius berharap akhir November 2019 sudah 99 persen data guru sudah rampung dalam terdata dalam aplikasi sistem informasi administrasi perkantoran.
"Memang interval waktu kinerja input data ini kita sudah hitung waktu efisien itu satu hari, kerja seorang pegawai Disdik Papua itu bisa menginput data tiga orang guru," ujarnya sembari menambahkan bahwa lantaran banyak guru yang mengikuti banyak pelatihan, dan semua harus terinput dalam sistem tersebut.
"Saya berharap pegawai yang ditugaska bisa menginput semua data guru ke aplikasi, sehingga bisa membantu memudahkan guru mengurus nasibnya," ujarnya.
Dia mengatakan, inti dari penerapan aplikasi itu adalah pertama pengamanan data guru, kedua memperlancar urusan para guru.
"Kami tidak ingin teman-teman guru ada yang korban soal tidak naik pangkat bertahun-tahun, ada guru yang sudah putus gaji tetapi keluar surat keputusan pensiun," ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua sementara berupaya menginput data guru SMA/SMK dalam aplikasi sistem informasi administrasi perkantoran guna memudahkan akses guru dalam rangka pengurusan kenaikan pangkat, pengurusan berkala dan pengurusan pensiun.
"Kami pertama sudah melakukan sosialisasi di Kabupaten Merauke, Kota Jayapura, Biak Numfor dan Kabupaten Timika," kata Sekretaris Disdik Papua, Protasius Lobya di Jayapura, Selasa.
Menurut dia, baru beberapa kabupaten itu yang didatangi untuk menyosialisasikan aplikasi sistem informasi administrasi perkantoran karena belum ada pos dana tersendiri untuk menyosialisasikan program tersebut.
"Pola kita itu bukan pelatihan penuh dan ditanggung oleh Disidik Provinsi Papua, tapi kalau kita ke satu kabupaten itu kami tanggung makan, sekolah yang kami datangi tanggung transport," ujarnya.
Protasius berharap akhir November 2019 sudah 99 persen data guru sudah rampung dalam terdata dalam aplikasi sistem informasi administrasi perkantoran.
"Memang interval waktu kinerja input data ini kita sudah hitung waktu efisien itu satu hari, kerja seorang pegawai Disdik Papua itu bisa menginput data tiga orang guru," ujarnya sembari menambahkan bahwa lantaran banyak guru yang mengikuti banyak pelatihan, dan semua harus terinput dalam sistem tersebut.
"Saya berharap pegawai yang ditugaska bisa menginput semua data guru ke aplikasi, sehingga bisa membantu memudahkan guru mengurus nasibnya," ujarnya.
Dia mengatakan, inti dari penerapan aplikasi itu adalah pertama pengamanan data guru, kedua memperlancar urusan para guru.
"Kami tidak ingin teman-teman guru ada yang korban soal tidak naik pangkat bertahun-tahun, ada guru yang sudah putus gaji tetapi keluar surat keputusan pensiun," ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua sementara berupaya menginput data guru SMA/SMK dalam aplikasi sistem informasi administrasi perkantoran guna memudahkan akses guru dalam rangka pengurusan kenaikan pangkat, pengurusan berkala dan pengurusan pensiun.