Jayapura (ANTARA) - Sejumlah mahasiswa Arkeologi, Jurusan Antropologi Universitas Cenderawasih (Uncen) berkunjung ke lokasi ekskavasi yang dilakukan oleh Tim Balai Arkeologi Papua di Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua.
Dosen pendamping dari Uncen Jayapura, Ichsan Rahmanto di Kota Jayapura, Rabu mengatakan kunjungan ini terkait dengan kuliah lapangan bagi mahasiswa guna melihat secara langsung bagaimana praktik kerja dan metode dari arkeolog dalam mencari data serta menganalisisnya.
"Hal ini sangat penting bagi mahasiswa karena pada dasarnya kedua disiplin ilmu ini antropologi-arkeologi bak saudara kandung di mana metode dan paradigma yang digunakan seringkali bersinggungan," katanya.
Menurut dia, keduanya sama-sama mempelajari manusia dan peninggalannya, hanya saja arkeologi lebih fokus pada manusia yang sudah tiada.
Pelaksanaan kuliah di situs Dondai ini ujar dia, diharapkan membuka mata para peserta didik, melatih sensitivitas di bidang yang dipelajarinya, serta belajar secara langsung kepada para arkeolog.
"Melalui kunjungan lapangan ini, mahasiswa dapat memperoleh ilmu dari Tim Balai Arkeologi Papua. Sebelum kunjungan ke situs ini, mereka hanya bisa membayangkan dalam benak kepala apa itu artefak, ekofak, fitur, ekskavasi dan konsep lain yang seringkali didengar dalam penelitian para arkeolog," katanya.
Kuliah lapangan ini, lanjut dia, para mahasiswa diberikan pemahaman langsung oleh Tim dari Balai Arkeologi Papua tentang konsep tersebut beserta contoh dari temuan-temuan.
"Sekali lagi saya harap kerja sama semacam ini terus berlangsung dengan tim Balai Arkeologi Papua," kata Ichsan.
Di sisi lain, lebih lanjut dia katakan, bahwa mahasiswa merasakan manfaat langsung dari kunjungan atau kuliah lapangan bersama Tim Balai Arkeologi Papua.
Sementara itu, Aliyosa, salah satu mahasiswa jurusan Antropologi Uncen Jayapura mengaku bangga dan senang bisa ikuti penelitian di lapangan dan melihat bagaimana tim dari Balai Arkeologi Papua bekerja dan mengumpulkan data.
"Saya senang, pertama bisa bertatap muka langsung dengan arkeolog dari Balai Arkeologi Papua dan Nasional, karena dijelaskan apa itu arkeologi, bisa melihat benda atau artefak dari situs, atau bisa memahami survei, ekskavasi. Bisa melihat secara jelas proses penelitian atau arkeologi yang tidak dapat di kelas perkuliahan. Harapan saya ke depan semoga bisa berkunjung lagi," kata Aliyosa.
Dosen pendamping dari Uncen Jayapura, Ichsan Rahmanto di Kota Jayapura, Rabu mengatakan kunjungan ini terkait dengan kuliah lapangan bagi mahasiswa guna melihat secara langsung bagaimana praktik kerja dan metode dari arkeolog dalam mencari data serta menganalisisnya.
"Hal ini sangat penting bagi mahasiswa karena pada dasarnya kedua disiplin ilmu ini antropologi-arkeologi bak saudara kandung di mana metode dan paradigma yang digunakan seringkali bersinggungan," katanya.
Menurut dia, keduanya sama-sama mempelajari manusia dan peninggalannya, hanya saja arkeologi lebih fokus pada manusia yang sudah tiada.
Pelaksanaan kuliah di situs Dondai ini ujar dia, diharapkan membuka mata para peserta didik, melatih sensitivitas di bidang yang dipelajarinya, serta belajar secara langsung kepada para arkeolog.
"Melalui kunjungan lapangan ini, mahasiswa dapat memperoleh ilmu dari Tim Balai Arkeologi Papua. Sebelum kunjungan ke situs ini, mereka hanya bisa membayangkan dalam benak kepala apa itu artefak, ekofak, fitur, ekskavasi dan konsep lain yang seringkali didengar dalam penelitian para arkeolog," katanya.
Kuliah lapangan ini, lanjut dia, para mahasiswa diberikan pemahaman langsung oleh Tim dari Balai Arkeologi Papua tentang konsep tersebut beserta contoh dari temuan-temuan.
"Sekali lagi saya harap kerja sama semacam ini terus berlangsung dengan tim Balai Arkeologi Papua," kata Ichsan.
Di sisi lain, lebih lanjut dia katakan, bahwa mahasiswa merasakan manfaat langsung dari kunjungan atau kuliah lapangan bersama Tim Balai Arkeologi Papua.
Sementara itu, Aliyosa, salah satu mahasiswa jurusan Antropologi Uncen Jayapura mengaku bangga dan senang bisa ikuti penelitian di lapangan dan melihat bagaimana tim dari Balai Arkeologi Papua bekerja dan mengumpulkan data.
"Saya senang, pertama bisa bertatap muka langsung dengan arkeolog dari Balai Arkeologi Papua dan Nasional, karena dijelaskan apa itu arkeologi, bisa melihat benda atau artefak dari situs, atau bisa memahami survei, ekskavasi. Bisa melihat secara jelas proses penelitian atau arkeologi yang tidak dapat di kelas perkuliahan. Harapan saya ke depan semoga bisa berkunjung lagi," kata Aliyosa.